Senibudayabetawi.com – Mengapa Silat Betawi Lebih Pesat Berkembang dibanding Silat Lain? Silat atau dalam istilah Betawi maen pukulan di Nusantara sangat beragam jenis sesuai karakteristik daerahnya. Kendati demikian, perkembangannya cukup pesat seiring dengan proses akulturasi dan asimilasi. Seperti halnya silat Betawi.
Mengutip buku Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi (2016) yang ditulis oleh G.J Nawi, perkembangan maen pukulan di tanah Betawi terbilang cukup pesat. Terdapat sekitar 317 aliran yang merupakan pengembangan dari sekitar 100-200 pecahan aliran dari empat aliran inti.
Adapun empat aliran itu berdasarkan atas karakter dan bentuk maen pukulan yang mengandalkan gerakan cepatan, baik pukulan, tendangan, maupun serang-bela. Ditemui senibudayabetawi.com, lelaki yang akrab disapa Gusman ini mengungkap karakter silat Betawi sangat beragam.
“Bahkan saya agak sulit menggeneralisasi karakter khas dari maen pukulan Betawi, ada yang mengandalkan speed dan kekuatan, tapi ada pula yang menggunakan rasa,” ujar dia baru-baru ini.
Menariknya, penamaan dari aliran itu sendiri juga sangat beragam. Beberapa diantaranya bahkan ada yang menggunakan nama jurus dalam sebuah aliran tertentu. Misalnya, jurus Seliwa yang berubah menjadi aliran Seliwa. “Karena proses akulturasi dan asimilasi perkembangan silat di tanah Betawi memiliki keunikan sendiri,” ujar dia.
Tradisi Maen Pukulan Betawi
Maen pukulan mengacu pada istilah lokal yang paling banyak digunakan untuk menyebut ilmu bela diri pada area pendukung kebudayaan Betawi. Selain itu terdapat enam istilah lain untuk menyebut ilmu bela diri yang ada di Betawi. Adapun, Silat, Maen Akal, Maen Taplekan, Bhe Si, Gisauw, dan Kuntao/Kundao. Khusus tiga istilah terakhir sangat kental pengaruh dari komunitas Tionghoa, baik Tionghoa peranakan (kiau seng) maupun Tionghoa totok (hoa kiau).
Masyarakat Betawi mengartikan maen pukulan sebagai permainan yang melibatkan kontak fisik serang-bela dengan atau tanpa senjata.Konteks kata ―main‖ menandakan ada unsur kesenangan. Dengan kata lain ilmu bela diri bagi masyarakat Betawi awalnya hanyalah permainan, bukan untuk menunjukkan kehebatan fisik maupun sifat jago.
Kenapa disebut dengan istilah maen pukulan? Karena kegiatan ini didominasi pukulan. Filosofi maen pukulan memang banyak menggunakan kaki atau tendangan. Maen pukulan erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan Betawi dan eksistensi etnis Betawi, yang menurut beberapa catatan sejarawan merupakan kebudayaan yang paling belakangan terbentuk di Indonesia. Itulah penjelasan dari muasal istilah maen pukulan Betawi dan Mengapa Silat Betawi Lebih Pesat Berkembang dibanding Silat Lain?