Senibudayabetawi.com – Festival Tradisi Adu Bedug dan Dondang, Ajang Silaturahmi – Momen perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 masih terasa dalam gelaran Festival Tradisi Bedug dan Dondang di Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, Sabtu (21/5) dan Minggu (22/5). Tak sekadar ajang pelestarian budaya Betawi, khususnya di wilayah Bekasi menjadi ajang untuk silaturahmi seluruh masyarakat di Kecamatan Mustikajaya.
Kendati dua tahun vakum imbas pandemi COVID-19, Festival Adu Bedug dan Dondang ini masih menyedot antusiasme masyarakat yang tinggi. Festival ini menghadirkan arak-arakan seni dan budaya dari setiap kelurahan di Kecamatan Mustikajaya yakni Mustikasari, Cimuning, Padurenan, dan Kelurahan Mustikajaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengaku bangga kepada warga sekitar dan seluruh pihak yang telah bekerja keras mewujudkan festival khas betawi tersebut. Ia menyebut ajang ini sebagai festival rakyat untuk silaturahmi.
“Luar biasa antusias warga Mustikajaya dan sekitarnya, yang telah datang meramaikan festival ini. Festival ini merupakan festival rakyat yang kami persembahkan setelah sempat ditiadakan dua tahun karena pandemi,” kata Tri Adhianto, Minggu (22/5).
Adapun arak-arakan seni dan budaya yang dihadirkan antara lain pencak silat, model pengantin Betawi. Tak hanya itu, beragam penampilan dan parade atau festival budaya baju adat Betawi, marawis, kendaraan hias yang berwarna-warni serta tidak ketinggalan pula parade bedug dan dondang.
Selain itu, turut hadir Camat Mustikajaya Gutus Hermawan, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bekasi Deded Kusmayadi serta lurah tiga di Kecamatan Mustikajaya.
Ikon Kebanggaan
Tri juga berharap agar perayaan festival ini di tahun depan bisa dilakukan secara berkelanjutan sehingga menjadikan ikon kebanggaan tersendiri di Kecamatan Mustikajaya ini. “Mudah-mudahan tahun depan dapat digelar lagi dan lebih sukses sehingga dapat menjadi suatu ikon kebanggaan pariwisata di Kota Bekasi yang dapat menarik banyak wisatawan,” kata dia.

Sementara itu, Camat Mustikajaya Gutus Hermawan, mengapresiasi panitia yang telah bekerja keras untuk mempersembahkan festival tahunan ini. “Ini merupakan keberhasilan kami dalam mengagendakan, menyusun dan mempersiapkan festival ini. Insyaallah kami akan persembahkan lebih spesial lagi di tahun depan,” ujar dia.
Mengandung Pemaknaan Tersendiri
Tokoh masyarakat Dana Satria Wirawan menyatakan bagi masyarakat Bekasi, khususnya Mustikajaya, bedug dan dondang memiliki makna tersendiri. Adapun bedug kerap kali diasosiasikan dengan perayaan penghujung akhir perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara dondang berkaitan dengan tradisi bebesanan perkawinan antara pihak perempuan dan laki-laki. Sudah menjadi tradisi perkawinan masyarakat Bekasi tempo dulu menggelar dua hajatan, baik hajatan ke mempelai perempuan maupun laki-laki.
“Perbedaannya kalau dari rumah laki-laki ke perempuan biasanya bawa perabotan rumah tangga. Kalau dari perempuan ini membawa dondang yang isinya kue-kue dan makanan khas Bekasi,” ujar dia. Ia juga menyebut, tak sekadar Festival Tradisi Adu Bedug dan Dondang, Ajang Silaturahmi festival . Akan tetapi, juga mengupayakan terjadinya pemberdayaan masyarakat, dalam sektor ekonomi di Kecamatan Mustikajaya. Ini dibuktikan dengan hadirnya sajian aneka kuliner baik makanan dan minuman. Termasuk hasil kreasi fashion tradisi Betawi.