Menilik Pakaian Adat Budaya Betawi

Menilik Pakaian Adat Budaya Betawi

Senibudayabetawi.com – Menilik Pakaian Adat Budaya Betawi – Suku Betawi yang berdiam di area Jabodetabek dimaknai secara biologis merupakan suku yang terdiri atas perpaduan beragam etnis. Tak heran jika seluruh hasil produk budaya hingga kesenian berasal dari berbagai wilayah, seperti Melayu, Islam, hingga Tionghoa. 

Diketahui pula nama Betawi sejatinya berasal dari Batavia lalu berubah menjadi Batavia, Batawi hingga terjadi penyesuaian lidah masyarakat lokal sehingga menjadi Betawi. Salah satu produk budaya dan termasuk dalam warisan Betawi yakni pakaian adat Betawi. Pakaian adat Betawi mampu menjadi ikon, utamanya karena kita baru saja memperingati hari ulang tahun Betawi pada 22 Juni kemarin. Melansir dari Wikipedia dan berbagai sumber, yuk kita kenali lebih dalam mengenai pakaian adat Betawi. Menilik Pakaian Adat Budaya Betawi

1.Kebaya Encim / Kerancang

Kebaya ini merupakan salah satu pakaian yang kerap dipakai oleh perempuan Betawi. Adapun ciri khas dari kebaya encim yakni mempunyai ciri khas pada bagian depan berbentuk mengerucut atau lancip. 

Sementara untuk bagian bawah, kebaya ini kerap dipadukan dengan berbagai kain sarung dengan modelnya beragam. Misalnya, model buket, pucuk rebung, kain pagi sore (kain panjang yang disarungkan di pinggang, buket, tumbak, atau belah ketupat. 

Tak hanya itu, pakaian adat ini mempunyai filosofi tersendiri, yakni keindahan, kedewasaan, kecantikan, keceriaan, kearifan, serta taat aturan dan tuntunan leluhur.

2. Baju Sadaria

Digunakan oleh para laki-laki Betawi dan kerap dipasangkan dengan Kebaya Encim. Baju Sadaria/Sadariah/Sadarie ini berupa baju taqwa atau baju koko berkerah Shanghai (kerah tertutup). Umumnya pakaian ini berwarna putih dan berlengan panjang. Baju Sadaria dipadankan dengan dua pilihan celana. 

Yakni, celana bahan yang panjang berwarna gelap atau celana panjang komprang dengan motif batik menggunakan motif parang atau lereng. Tidak ada filosofi khusus dari pakaian ini. Hanya saja pakaian ini untuk menunjukkan identitas pemakainya sebagai laki-laki yang rendah hati, dinamis, sopan, dan memiliki wibawa.

3. Pangsi Betawi

Sering dipakai oleh para jawara Betawi yang notabene para pendekar. Satu setel pakaian ini terdiri dari Baju Tikim dan Celana Pangsi. Hanya saja, belakangan ini pakaian ini lebih dikenal dengan Baju Pangsi. Baju Pangsi Betawi terdiri dari beberapa warna yang memiliki arti tersendiri.  

Khusus pangsi berwarna putih atau krem biasanya digunakan oleh jago silat yang juga merupakan pemuka agama. Sementara pangsi hitam biasanya digunakan oleh para centeng.

Dan Baju Pangsi warna merah digunakan oleh seseorang yang memiliki kemampuan silat dan ilmu agama yang tinggi sehingga tidak dapat diragukan lagi kemampuannya. Pesan yang disiratkan yaitu meskipun sudah menjadi orang hebat, tetapi harus bisa menjaga sikap.

4. Pakaian Pengantin Betawi

Pakaian pengantin Betawi ini merupakan perpaduan dari budaya Arab, China, India, dan Eropa sehingga tidak heran jika pakaian adat Betawi satu ini memiliki model yang cukup unik. Untuk pria, pakaian pengantinnya bernama Dandanan Care Haji. Sementara untuk wanita, pakaian pengantinnya bernama Dandanan Care None Pengantin Cine.

Dandanan Care Haji. Pakaian ini terdiri atas jubah panjang yang berwarna cerah dan penutup kepala berupa surban. Warna surban menyesuaikan dengan warna jubah dan dihiasi dengan manik-manik cerah. Di bagian depan sebelah kiri terdapat untaian bunga melati yang menjuntai hingga bahu.

Dandanan Care None Pengantin Cine. Pakaian untuk mempelai wanita ini terdiri dari dari banyak jenis, mulai dari pakaian atas, bawahan, mahkota, dan perhiasan. 

5. Pakaian Bangsawan Ujung Serong

Umumnya hanya digunakan oleh para laki-laki yang dikhususkan untuk para bangsawan dan demang. Sebagai bawahan, digunakan celana pantalon berwarna senada dengan jas tertutup. Baju demang lebih sering digunakan pada acara resmi seperti pernikahan, rapat dan acara pemerintahan.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.