Menelisik Upaya Mempertahankan Kuliner Tradisional Betawi 

Menelisik Upaya Mempertahankan Kuliner Tradisional Betawi 

Senibudayabetawi.com – Menelisik Upaya Mempertahankan Kuliner Tradisional Betawi  – Langkah untuk melestarikan seni dan budaya menjadi salah satu tugas besar sebagaimana tanggung jawab bangsa, tak terkecuali Jakarta. Betawi sebagai penduduk asli Jakarta harus mampu memastikan budayanya tetap mempunyai ciri khas di tengah gempuran arus globalisasi. Salah satu produk budaya Betawi yaitu kuliner. 

Kuliner memiliki peranan penting utamanya sebagai refleksi dari hubungan suku Betawi itu sendiri bersama dengan  lingkungannya. Ini terlihat dari sejarah panjang perkembangan Betawi di Jakarta yang membuktikan cara masyarakat Betawi beralkuturasi. 

Misalnya budaya Betawi dengan daerah lain di Nusantara maupun masyarakat mancanegara.  Berbagai cara dilakukan agar pemertahanan ciri khas budaya Betawi tampak nyata tak lenyap ditelan budaya lain. 

Melansir Strategi Pengembangan Kuliner Tradisional Betawi di DKI Jakarta (2018) karya Dhian Tyas Untari pemertahanan kuliner tradisional Betawi merupakan bagian dari konservasi budaya, termasuk  pada peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk masak. 

Upaya mempertahankan cita rasa yang khas tak sekadar dari kelengkapan bahan dan bumbu beserta dengan resep masakan. Akan tetapi originalitas harus memastikan peralatan dan perlengkapan yang digunakan. Kendati demikian, menjaga originalitas menjadi hal utama dalam konsep konservasi budaya.

Menelisik Upaya Mempertahankan Kuliner Tradisional Betawi 

Modifikasi kuliner tradisional yang kerap dilakukan oleh masyarakat urban saat ini tidaklah keliru, hanya saja modifikasi yang berlebihan hanya akan menjauhkan kuliner tradisioanal dari bentuk dan rasa aslinya. Beberapa kuliner tradisional Betawi telah mengalami perubahan bentuk, misalnya roti buaya yang saat ini dibuat dalam bentuk dan ukuran yang kecil. 

Tak hanya itu, roti buaya sekarang juga kerap dikonsumsi kapan saja (di luar perayaan acara pernikahan). Roti buaya juga kerap kali ditambahkan dengan berbagai rasa, seperti cokelat dan stroberi. Padahal sejatinya roti buaya merupakan salah satu kuliner sakral dan bermakna kesetiaan dalam perkawinan adat Betawi. 

Selain roti buaya, contoh kuliner lainnya yaitu kue sagu yang saat ini dikemas dalam kemasan plastik kecil. Contoh minuman yaitu bir pletok dan nira yang saat ini dikemas menggunakan botol plastik. Padahal dulunya, bir pletok kerap kali disajikan hangat di teko besar dan diminum saat santai. Bir pletok saat ini juga memiliki berbagai inovasi rasa, seperti kopi dan susu. 

Selain itu perubahan teknologi dan modernisasi juga memengaruhi perubahan bahan baku yang digunakan. Misalnya makanan yang sedihnya menggunakan tepung ketan maka berubah menjadi tepung terigu. Begitu pula dengan makanan yang menggunakan bumbu basah yang perbuatannya dilakukan tradisional dan berubah menggunakan bumbu instan. Demikian pula dengan tempo dulu makanan yang sedianya dibungkus memakai daun kini beralih menggunakan kemasan plastik.

1 Response
  1. Dhian Tyas Untari

    Terima kasih Pak atas perhatiannya untuk kebudayaan Betawi, khususnya Budaya Kuliner Betawi. Besar harapan saya semoga budaya kuliner Betawi semakin di kenal di Indonesia bahkan di dunia

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.