Milenial

Pakaian Pangsi Betawi dalam Kaos Milenial

Senibudayabetawi.com – Pakaian pangsi bukan sekadar pakaian biasa. Tempo dulu pangsi dianggap sebagai pakaian kebesaran orang Betawi, utamanya para jagoan atau jawara. Tak ayal jika pangsi biasa melekat pada sosok tokoh silat Betawi, Si Pitung. Ya, pakaian pangsi telah menjadi pakaian sehari-hari pada masyarakat Betawi zaman dahulu. 

Meski kita masih sering menjumpai pakaian pangsi zaman sekarang, tapi hanya digunakan terbatas pada komunitas atau perguruan silat Betawi. Identitas pangsi sebagai pakaian Betawi tempo dulu lenyap karena pakaian ini tak lagi dipakai dalam keseharian. Kondisi inilah yang membuat Ahmad, owner Betawi Republic membuat kaos dengan desain jawara pangsi Betawi. 

Seorang jawara Betawi dengan pangsi merah dan peci tampak gagah berani menjadi desain dalam kaos Betawi Republic. Ia menyebut, langkah ini sekaligus untuk mengenalkan dan memasyarakatkan pangsi jawara Betawi ke generasi milenial.

“Kalau pangsi kan tidak bisa kita gunakan tiap hari, tapi kalau kaos ini lebih santai dan fleksibel untuk anak milenial. Jadi bisa digunakan kapan saja dengan tetap menjunjung identitas Betawi, berupa pangsi ini,” ujar dia kepada Senibudayabetawi baru-baru ini.

Ia mengaku mendesain sendiri untuk gambar-gambar pangsi yang digunakan. Terdapat berbagai varian warna kaos, yaitu hitam dan abu-abu. Satu buah kaos ia banderol dengan harga cukup terjangkau, yaitu Rp. 100 ribu saja.

“Karena kita tidak sekadar cari untung, tapi sekaligus melesarikan budaya Betawi. Boleh saja orang yang punya keahlian seni membangun sanggar seni, tapi buat saya ya dengan cara ini,” ujar dia.

Pangsi Betawi

Pangsi merupakan satu identitas yang melekat pada diri jawara Betawi meliputi atribut dan kostum yang sering kali dikenakan. Dengan desain baju pangsi tanpa kerah dengan panjang tangan yang mengatung serta celana besar mengatung disertai aksen warna cerah dan tidak jarang terlihat ngejreng.

Sesuai perkembangannya pakaian pangsi telah banyak dipakai oleh komunitas pesilat, organisasi masyarakat, perusahaan, instansi dan sering dijumpai di acara palang pintu hingga acara pernikahan adat Betawi. Dalam Chaer (2012), busana pangsi memiliki ciri, leher baju yang bundar dan dibuat dengan lengan panjang. “Celananya dari dengkul ke mata kaki. Atau orang Betawi biasa bilang, ke atas takut hujan, ke bawah takut cacing”. 

Geliat pangsi semakin terlihat dari permintaan pangsi yang meningkat tidak hanya saat festival atau sehari-hari tetapi juga meningkat ketika  menjelang lebaran. 

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.