Pernikahan Betawi

Memaknai Tradisi Malam Mangkat dalam Pernikahan Betawi

Senibudayabetawi – Pernikahan tak sekadar diartikan sebagai penyatuan secara sah dua insan manusia. Akan tetapi, dalam tradisi Betawi pernikahan memiliki makna sakral tersendiri. Berbagai tahapan menuju halal penting dilakukan sehingga dapat menyelami nilai-nilai tradisi Betawi secara utuh. Salah satunya dalam tradisi malam mangkat.

Tradisi malam mangkat merupakan tradisi turun – temurun masyarakat Betawi sebelum menjalankan pernikahan. Malam mangkat merupakan masa awal calon pengantin melakukan tradis khusus. Tradisi tersebut yaitu khatam al-qur‟an dan disekep khusus untuk calon perempuan. 

Tradisi sekep merujuk pada sebuah proses pengantin perempuan dibalut dengan kain serta selimut hingga kasur. Adapun tujuannya yaitu agar tidak ada udara yang masuk sehingga calon pengantin akan merasa gerah dan mengeluarkan keringat di tubuhnya.  Selain itu, agar pengantin perempuan tetap harum selama prosesi pernikahan. Prosesi ini juga memanfaatkan ramuan dedaunan yang dicampur dengan air panas yang dimasukan ke dalam kendi tanah liat. 

Ajang Silaturahmi

Selain prosesi tersebut, malam mangkat dapat menjadi sebuah ajang silaturahmi bagi para keluarga yang hadir. Mereka membawa baskom yang berisi makanan, seperti beras, mie, telur, sayur-sayuran, yang akan diolah untuk menambah jamuan masakan saat acara pernikahan berlangsung. 

Malam mangkat ini sebenarnya sudah dilakukan bukan hanya pada waktu malam hari saja akan tetapi malam mangkat ini sudah mulai pada siang hari. Pihak keluarga saling menjamu para tamu yang datang.

Acara lain yakni mengaji untuk meminta do‟a kepada Sang Pencipta agar acara esok hari berjalan dengan lancar. Selain acara pengajian dan silahturahmi para keluarga, pada malam mangkat pun mengadakan acara arisan yang dilakukan oleh para sesepuh yang hadir. 

Acara malam mangkat lebih ramai atau sibuk di rumah pihak perempuan dibandingkan pihak laki-laki. Pasalnya, semua persiapan dilakukan pada pihak perempuan baik seperti masak-masak hingga pembuatan janur.  Pihak lelaki lebih menyiapkan seserahan yang akan dibawa kepada pihak perempuan seperti kue-kue khas Betawi, seperti roti buaya, dodol, dan uli.

Berbagai sumber

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.