Silat Betawi

Kala Pencak Silat Betawi Melenggang di Fashion Show Graduation JF3 Fashion

Senibudayabetawi.com – Pencak silat Betawi tak sekadar menjadi kebudayaan statis yang lekat tempo dulu. Akan tetapi, di tangan dingin desainer muda Dina Mulya Sophieyadi, pencak silat hadir membawa nuansa baru seperti halnya dalam Fashion Show Graduation JF3 Fashion Tent di La Piazza, Summarecon, Kelapa Gading, Sabtu (3/9).

Dina menyatakan ingin mengangkat kembali budaya pencak silat Betawi. “Aku ingin mengangkat kembali budaya ini dalam tema Jawara Betawi. Karena visi dari pencak silat Betawi adalah memperjuangkan keadilan dan menjunjung tinggi toleransi antar suku bangsa,” ungkap Dina.

Dalam ajang fashion show tersebut, Dina Mulya Sophieyadi meraih penghargaan “Best Student Italian Fashion School Jakarta”. Dina merancang ready to wear-nya itu terlihat dari unsur kain sarung dan sabuk Betawi yang dipadukan secara sporty casual. 

“Aku membawakan 10 look di antaranya terdapat top, jacket, dress, skirt dan pants dengan kombinasi warna hitam, putih, taupe, sarung hijau, sarung pink yang berkorelasi dalam ornamen sabuk jawara Betawi dengan tampilan bulu rumbai, kerut karet, top stiching dan detail-detail unik lainnya,” jelas desainer yang baru menyelesaikan studinya di Italian Fashion School ini.

Pencak Silat Betawi

Mengutip Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi (2016) yang ditulis oleh G. J Nawi, sebagai unsur kebudayaan, entitas maen pukulan Betawi lahir dengan terbentuknya kebudayaan Betawi. Adapun proses ini melalui evolusi berbagai kebudayaan yang berada di Batavia atau Betawi di rentang waktu abad 17 sampai abad 19. 

Meski namanya maen pukulan, tapi gerakan ini juga memuat beragam aspek, mulai dari mental spiritual, aspek seni, aspek bela diri, dan aspek olahraga, menempatkannya di pertandingan. Empat aspek ini menyatu dalam gerakan-gerakan khas pencak silat, baik bertahan maupun menyerang. 

Perkembangan maen pukulan di tanah Betawi terbilang cukup pesat. Terdapat sekitar 317 aliran yang merupakan pengembangan dari sekitar 100-200 pecahan aliran dari empat aliran inti. Empat aliran itu berdasarkan atas karakter dan bentuk maen pukulan yang mengandalkan gerakan cepatan, baik pukulan, tendangan, maupun serang-bela.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.