Senibudayabetawi.com – Kue rangi, kue pancong hingga dodol merupakan jajanan khas Betawi yang dikenal banyak orang. Padahal, terdapat salah satu jajanan khas Betawi yang khas karena memiliki cita rasa yang kuat, yaitu ali bagente.
Barang kali hanya segelintir orang yang mengenal jajanan ali bagente ini. Bahkan bisa jadi orang Betawi asli ada yang tak paham dengan eksistensi kue jenis ini. Kue ini banyak ditemukan di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Ini tak lain karena jajanan ini merupakan makanan campuran dari China, Arab, Jawa dan Betawi. Tempo dulu, komunitas Arab-Betawi kebanyakan bermukim di daerah Kebon Pala (kawasan Tanah Abang) dan Kebon Nanas (kawasan Jatinegara). Untuk etnis Arab yang berasal dari Pekalongan ketika pindah ke Jakarta banyak yang bermukim di kawasan Condet Batuampar.
Pada mulanya, ali bagente merupakan hidangan ringan rakyat yang selalu hadir di bulan Ramadan. Pembuatannya yang mudah dan sederhana dan bahannya yang murah memicu pemanfaatan sisa-sisa nasi yang tak habis makan.
Kondisi ini cocok dengan kehidupan masyarakat Betawi yang memang dekat dengan ajaran Islam sehingga mengajarkan mereka untuk tak menyia-nyiakan makanan. Bagi orang China yang banyak berinteraksi dengan masyarakat Betawi, kondisi ini juga relevan untuk berbagi edukasi dalam tata cara mengonsumsi makanan, termasuk untuk tidak menyisakan makanan terutama nasi.
Cara Membuat Ali Bagente
Tempo dulu, masyarakat Betawi kerap kali memasak nasi dengan menggunakan kuali. Inilah yang menyebabkan nasi berwarna kecoklatan dan beberapa bagiannya cukup keras. Adapun bagian bawah menjadi bagian yang langsung terkena panas api, jadi tak mengherankan jika sedikit gosong.
Nasi yang keras dan berwarna kecoklatan itulah yang dijadikan menjadi kue ali bagente. Pasalnya, nasi yang gosong tidak layak untuk disajikan di atas meja makan.
Cara membuat ali bagente cukup sederhana. Nasi gosong terlebih dahulu dijemur hingga kering atau mengeras, lalu digoreng hingga matang. Tak berhenti di situ saja. Untuk menambah rasa, maka kala itu mengolah gula dan air matang yang dimasak hingga mengental. Nasi goreng tersebut dimasukkan ke dalam gula dan didiamkan hingga dingin.
Mengapa Disebut Ali Bagente?
Nama Ali Bagente tak lepas seorang Arab asli yang menyebut “Ali bah ente” pada tahun 70-an. Lelaki ini sangat menyukai makanan tersebut sehingga kerap kali membuat Ali Bagente.
Ali yang merupakan orang Arab asli ini menyebut “Ali bah ente” yang artinya Ali cinta kamu. Dari situlah yang kemudian semua orang di kala itu mengatakan ali bagente.