Warisan Budaya tak Benda

Mengenal Tari Uncul, Tarian yang Masuk dalam Warisan Budaya tak Benda

Senibudayabetawi.com – Tarian pasca masa panen. Begitulah masyarakat Betawi menyebut tarian ini karena kerap kali dipertunjukkan sesudah musim panen tiba. Tarian yang telah resmi sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB) pada tahun 2018 lalu ini nyatanya tak pernah absen diselipkan dalam pertunjukan Ujungan Betawi.

Sebagaimana Ujungan di daerah lain, tarian ini berfungsi memberikan rangsangan dan tantangan pada lawan dalam arena Unjungan. Melansir dari situs kemdikbud, tarian ini merupakan seni beladiri perpaduan antara gerakan silat beladiri dengan campuran tari. 

Tarian Uncul memiliki fungsi memberi rangsangan dan tantangan kepada lawan dalam arena ujungan. Uniknya, gerakan dalam tarian ini terkesan lucu, seperti gerakan monyet, dilakukan untuk memancing dan memanaskan hati lawan. 

Tarian yang diakui Warisan Budaya tak Benda sudah ada sejak abad 18 dikembangkan di daerah Setu Cipayung dan eksis hingga saat ini. Konon, orang yang pertama kali membuat gerakan uncul yaitu “Yakub” seorang asli Betawi. Berawal dari usahanya dalam menciptakan keindahan gerak silat yang dipadukan dengan gerakan tarian, kini tarian ini dikembangkan oleh keturunannya bernama “Nawan” dan “Tohir”. 

Seni beladiri Uncul sendiri menggunakan tongkat kayu yang lentur (rotan) atau bambu. Sembari memegang pukulan rotan sebesar ibu jari kaki dan panjang 80 cm, seorang penari Uncul muncul di arena setelah lebih dulu memberi hormat dengan membungkukkan badan. Selanjutnya, ia akan menari dengan gerakan-gerakan pukulan, menangkis dengan pukulan rotannya, secara berirama dan ditingkahi alunan musik asli Betawi, Sampyong. 

Adapun musik Sampyong terdiri atas sebuah sampyong, semacam gambang sederhana dengan empat bilah terbuat dari bambu atau kayu. Musik ini juga ditambah dengan kentongan bambu, serta tanduk kerbau. Kostum penari Uncul umumnya mengenakan celana pangsi hitam, kaos oblong hitam atau kadang-kadang bertelanjang dada.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.