Senibudayabetawi.com – Di tengah siang yang terik, menikmati makanan lezat yang menyegarkan merupakan solusi yang tepat, salah satunya kuliner rujak bebeg khas Betawi. Kuliner ini banyak ditemukan di pinggiran Jakarta dan biasa dijajankan dengan cara dipikul.
Jangan berharap sajian rujak bebeg seperti halnya rujak-rujak lain yang ada di Indonesia seperti rujak cingur dan rujak manis. Rujak bebeg memang terdiri atas isian buah-buahan seperti halnya rujak manis. Akan tetapi, rasanya yang khas dan menyegarkan menjadi cita rasa yang tak pernah terlupakan.
Rujak bebeg merupakan rujak dengan isian buah-buahan yang dipotong kecil-kecil selanjutnya ditumbuk. Masyarakat Betawi biasa menyebutnya dengan sebutan dibebeg.
Salah satu penjual rujak bebeg, Mamat menyatakan jenis buah-buahan rujak bebeg berbeda jauh dengan rujak manis, yang biasanya terdiri dari nanas, pepaya, timun dan mangga. “Sedangkan rujak bebeg terdiri dari kedondong, mangga muda, ubi jalar hingga bengkuang. Kita pakai bumbunya juga beda seperti dari cabai, terasi, gula merah, asam dan garam. Tak pakai gula merah,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com, Jumat (23/9).
Tak ayal jika rujak bebeg memiliki perpaduan yang unik. Ada rasa manis, asam serta pedas berpadu menjadi satu dan menyegarkan. Mamat menyebut, banyak diantara pelanggannya yang ketagihan rujak ini, baik masyarakat Betawi asli maupun bukan.
Hal yang menarik lain dari rujak bebeg yaitu ciri khas berupa wadah yang digunakan. Ia menyebut, sudah menjadi ciri khas rujak bebeg menggunakan pincuk daun pisang. “Sejak tempo dulu masyarakat Betawi menikmati rujak bebeg dengan cara seperti ini, menggunakan pincuk dan sendok dari daun pisang,” kata dia.
Mamat menyebut, harga yang ditawarkan untuk satu porsi rujak bebeg khas Betawi pun juga murah, yaitu hanya Rp 5 ribu saja. Mamat menyebut, tak perlu mahal untuk menikmati dan sekaligus turut melestarikan kuliner yang menjadi budaya Betawi. “Biar kuliner Betawi tetap eksis, tak kalah dengan kuliner kekinian,” tambah dia.