Senibudayabetawi.com – Kuliner Betawi merupakan salah satu bentuk tradisi yang khas yang tak lekang oleh zaman. Tak hanya lontong sayur Betawi, bir pletok dan kerak telor, kuliner Betawi kerap mencerminkan tradisi sosial budayanya. Salah satunya nasi jotan yang hanya ada pada tradisi pernikahan Betawi.
Nasi yang selalu dihidangkan khusus menjelang pernikahan ini bukan asal sembarang kuliner. Pasalnya, nasi jotan disimbolkan sebagai wujud tali silaturahmi dan undangan keluarga besar. Ini dilakukan sebagai wujud penghormatan undangan pada mereka.
Ciri khas nasi jotan yaitu terdiri atas nasi putih, lauk pauk seperti ikan tenggiri, ikan bandeng bakar dan acar. Menariknya, dari semua lauk pauk ini, yang tak boleh absen yaitu serundeng.
Serundeng merupakan kacang yang dicampur oseng parutan kelapa dan dibalut dengan gula merah. Selain nasi dan lauk pauk, nasi jotan juga dilengkapi buah-buahan diantaranya jeruk dan pisang.
Nasi jotan bukanlah hal baru. Kuliner ini sudah ada sejak tahun 1970-an dan masih eksis seiring perkembangannya hingga sekarang. Masyarakat biasa menambahkan daging kerbau atau ayam. Sementara buah-buahan bergantung pada selera, seperti anggur, apel, duku. Bahkan alat pembungkusnya tidak lagi memakai daun, tapi sudah pakai kertas minyak dan dikirimkan baskom.
Saat nasi Jotan sudah disiapkan, lalu dikirimkan melalui seorang utusan kepada tokoh masyarakat dan kerabat yang dituakan. Sesampainya di rumah tokoh dan kerabat yang dituju, utusan dari shohibul hajat tadi menjelaskan kedatangannya terkait rencana pesta pernikahan shohibul hajat.
Setelah kiriman nasi Jotan itu diterima, tokoh masyarakat atau kerabat yang dituakan kemudian membagikan nasi Jotan tersebut kepada sanak-saudara dan yang dikenal shohibul hajat di lingkungan sekitar.
Nasi jotan memiliki makna tinggi dalam dan mempunyai makna mendalam dalam persaudaraan dan silaturahmi masyarakat Betawi.