Senibudayabetawi.com – Betawi kaya akan berbagai keragaman budaya. Salah satunya jawara dan kisah-kisah menarik di dalamnya. Terdapat beragam kisah jawara Betawi dalam kisah kejawaraan, mulai dari Si Pitung hingga Sabeni jawara Tanah Abang.
Kisah Si Pitung merupakan salah satu jawara paling populer di Betawi. Begitu terkenal sehingga tak jarang cerita dibuat ulang dan menyebabkan banyak versi bertebaran. Ada yang menyatakan bahwa Si Pitung bukahlah nama seseorang melainkan sebuah nama organisasi perjuangan yang beranggotakan tujuh orang. Namun, ada pula kisah Si Pitung yang merupakan seorang jawara.
Si Pitung
Pada tahun 1864 di Tangerang lahir seorang anak bernama Salihun yang kemudian memiliki nama poyokan atau panggilan Si Pitung. Ketika umur 8 tahun orang tuanya Si Pitung bercerai dan Pitung ikut ibunya untuk tinggal di Rawa Belong bersama dengan kakeknya.
Keseharian Pitung adalah mengangon kambing milik kakeknya bahkan ketika beranjak dewasa ia dipercaya untuk menjual kambing milik kakeknya ke Pasar Tanah Abang. Suatu waktu ia hendak menjual kambing hingga mengalami perampokan sehingga uangnya dirampas. Si Pitung tak berani pulang dan memilih untuk mengembara dan bertekad belajar silat.
Pengembaraan yang dilakukan yaitu mulai dari wilayah Kemayoran, Pecenongan, dan Jembatan Lima. Selain itu Pitung juga banyak belajar mengenai ilmu agama dengan Haji Naipin. Ketika Pitung merasa cukup ia kembali ke Rawa Belong dari sinilah ia memulai perlawanan kepada pihak yang melakukan ketidakadilan seperti para preman pasar, rentenir, centeng, bahkan mandor hingga Hindia Belanda.
Pitung sendiri pernah tertangkap dan dijebloskan ke penjara sekitar wilayah Glodok, namun karena kesaktiannya ia berhasil meloloskan diri. Pemerintah Hindia Belanda memutar otak untuk menangkap Pitung, kemudian menyebarkan banyak mata mata. Keberadaan Si Pitung diketahui oleh salah satu mata mata yang konon sangat mengenal Pitung kemudian disusun rencana untuk menjebak Pitung.
Kisah ini merupakan salah satu dari sekian banyak kisah, ada yang mengatakan bahwa Pitung lahir di Rawa Belong. Adapula kisah Pitung yang menyatakan bahwa Si Pitung setelah melawan perampok di Pasar Tanah Abang kemudian diajak untuk bergabung dan dijadikannya Pitung seorang pemimpin.
Melawan Penjajah
Kisah lain yang dapat ditemukan adalah Sabeni dari tenabang atau Tanah Abang. Kisah Sabeni cukup mengagumkan karena berhasil mengalahkan jagoan atau jawara yang dibayar oleh Belanda. Keseharian dari Sabeni adalah mengajarkan serta melatih para pemuda bela diri atau silat di Tanah Abang dan sekitarnya.
Kesehariannya ini tidak begitu disukai oleh pihak kolonial membuat Sabeni sering kali ditantang oleh Pemerintah Belanda. Salah satu contoh tantangannya adalah mendatangkan petinju, jawara, serta jago kungfu untuk melawan Sabeni meskipun gagal.
Bang Sabeni juga termasuk orang yang berjuang melawan penjajah dengan ikut mengumpulkan kekuatan alim ulama dan para pemuda untuk mengusir penjajah dari kampung halamannya. Meskipun kabarnya Bang Sabeni tidak menyaksikan Proklamasi kemerdekaan karena sebelum tanggal 17 Agustus 1945 ia sudah meninggal. Namanya kemudian diabadikan di wilayah Tanah Abang dengan mengganti nama Gang Kubur Lama menjadi nama Jalan Sabeni.
Entong Gendut
Adapula seorang tokoh berasal dari tanah Betawi yang berhasil membuat pihak kolonial sedikit kerepotan adalah Entong Gendut. Beliau memiliki motif melawan pihak kolonial karena masalah tanah partikelir yang berujung kepada ketidakadilan dan adanya anggapan perbuatan maksiat yang dilakukan oleh tuan tanah partikelir sehingga Entong Gendut merasa harus memberantas kemaksiatan ini.
Ada satu hal yang selalu Entong Gendut tekankan kepada para pengikutnya yaitu perlawanan yang dilakukan guna mencari ridha Allah karena memberantas penindasan serta kemaksiatan. Kisah Entong Gendut cukup terkenal karena memunculkan perlawanan yang cukup terkenal yaitu perlawanan Condet yang terjadi pada tahun 1916. Itulah kisah Jawara Betawi dalam Kisah Kejawaraannya yang populer.