Orang Betawi

Orang Betawi Pandai Berpantun, Kok Bisa?

Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi telah lama dikenal sebagai salah satu kelompok masyarakat penutur pantun. Ini tak lain budaya pantun pada orang Betawi dikabarkan masuk merata ke seluruh stratifikasi sosial, mulai dari golongan alim ulama, nelayan, petani, orang berpendidikan, jawara hingga anak-anak. 

Melansir dari kebudayaan.kemdikbud, pewarisan tradisi berpantun yang lebih intensif berlangsung di dalam keluarga dengan latar aktivitas orang tua terkait erat dengan budaya Betawi. Mulai dari seniman, pesilat atau jawara hingga budayawan, baik dalam aktivitas di sanggar maupun di rumah.

Menariknya, mereka tak hanya melatih kemampuannya tersebut saat berada di panggung. Akan tetapi dalam berbagai kesempatan bersantai dan berkumpul bersama sesama seniman. Mata mereka juga sudah terbiasa melihat bait demi bait pantun yang ditulis pada banner, kertas, stereoform, dan spanduk yang dipasang di dinding sanggar atau di tempat pertunjukan yang mengundang mereka. 

Pewarisan tradisi berpantun di lingkungan masyarakat juga sangat memungkinkan dilakukan oleh perseorangan. Tak sembarang orang tentunya dapat melakukan hal tersebut. Mereka yang dipandang punya andil dalam mewariskan tradisi berpantun di antaranya tokoh masyarakat, ulama, dan pembawa acara yang memahami budaya Betawi, termasuk di dalamnya dapat berpantun.

Dalam masyarakat Betawi, pantun berfungsi sebagai budaya yang tak pernah bisa ditinggalkan. Tak hanya para seniman, pantun bahkan mulai menjadi ‘senjata’ khusus bagi pembawa acara-acara Betawi hingga para penceramah. Fungsinya tak lain bisa untuk menghibur, menanamkan nilai-nilai kebaikan, hingga untuk saling mengakrabkan dan mencairkan suasana.

Ciri Khas Menelisik Perkembangan Pantun Betawi

Yang menarik, pantun Betawi memiliki ciri khas yang kuat yakni ekspresi yang spontan. Spontanitas ini membuat pantun Betawi bisa masuk ke beragam acara kesenian Betawi. Misalnya, dalam tradisi Palang Pintu, adu pantun masih menjadi pertunjukkan paling menghibur. Pasalnya, nuansa humor tak hanya terlihat dalam isi, tapi juga sampiran.

Semangat dan ekspresi spontanitas seperti terlontar begitu saja.  Lepas, bebas, dan tanpa beban. Tak hanya itu, pantun Betawi juga terkenal akan isinya yang lekat dnegan nasihat, ajaran moral, etika sopan santun serta adab. Bahkan, tak jarang pantun Betawi juga kerap memuat kritik sosial di dalamnya. Sebab, menukil Keanekaragaman Pantun di Indonesia karya Dinni Eka Maulina, disebutkan bahwa pantun Betawi merupakan representasi dinamika kehidupan sosial budaya serta sejarah masyarakat Betawi. Alhasil, pantun – menjadi salah satu potret kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakatnya yang nyata.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.