Senibudayabetawi.com – Hari Pahlawan yang tepat diperingati pada 10 November merupakan momentum yang tepat untuk mengenang kembali perjuangan para pembela bangsa. Salah satunya pahlawan Betawi.
Pemberian nama jalan bernama tokoh pahlawan bukanlah hal baru di Indonesia. Upaya ini dilakukan sebagai wujud terima kasih atas perjuangan dan pengabdian mereka pada bangsa Indonesia. Pemprov DKI Jakarta telah meresmikan nama-nama jalan baru di Jakarta dengan nama tokoh pahlawan Betawi. Berikut ini adalah nama pahlawan nasional asli Betawi yang diabadikan menjadi nama jalan.
1.Ismail Marzuki
Ismail Marzuki bukanlah nama asing. Dalam konteks nama jalan, nama pahlawan ini tak hanya ada di Jakarta, tapi juga di Palembang dan Pontianak. Pahlawan yang lahir di Kwitang, Jakarta Pusat ini populer karena karya-karya hingga menjadi lagu wajib Nasional.
Adapun karyanya yang pertama yakni berjudul “O Sarinah” merupakan karyanya saat ia berusia 17 tahun. Selain aktif berkarya sejak dini, Ismail Marzuki aktif dalam orkes radio saat masa penjajahan Jepang hingga melanjutkan musiknya di RRI. Bahkan sebagai bentuk penghargaan karya-karyanya, pemerintah membangun pusat seni dan budaya Taman Ismail Marzuki.
2.Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin adalah salah satu pahlawan yang tak dilupakan oleh masyarakat Betawi. Meski memiliki darah keturunan Eropa dari sang kakek yang merupakan orang Inggris, ia ahir di Kampung Sawah Besar. Tepatnya, pada 18 Februari 1894. Ayahnya, Muhammad Tabri, dan ibunya, Nurhamah.
Kendati berasal dari keluarga terpandang, di masa kecilnya Thamrin terbiasa bermain dengan rakyat biasa. Saat memulai karier politiknya, ia menarik perhatian rakyat kecil karena kerap kali membela kepentingan mereka. Salah satunya dapat dilihat dari berbagai tuntutannya saat berkiprah di Gemeenteraad tahun 1919.
Tak hanya itu, Thamrin menuntut pembuatan saluran air di Jakarta hingga mendesak penghentian perlakuan buruk di Sumatera Timur. Thamrin juga turut memperjuangkan istilah inlander menjadi Indonesia atau Indonesisch. Jasanya tersebut dikenang bangsa, hingga namanya dijadikan salah satu nama jalan protokol di Jakarta. Ada pula salah satu museum di Jakarta Pusat yang dibangun menggunakan namanya Salah satu museum di Jakarta Pusat juga dibuat dengan namanya.
3.Kiai Haji Noer Ali
Sudah menjadi hal yang wajar bila kiai di Betawi sekaligus berperan sebagai pahlawan. Salah satunya Kiai Haji Noer yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional sejak 2006. Pendakwah ajaran agama Islam ini lahir di Bekasi, Jawa Barat pada 15 Juli 1914.
Saat itu, Bekasi masih tergabung menjadi bagian Batavia. Kiai Noer Ali kerap memperdalam ilmu agama Islam dengan tinggal di Makkah selama enam tahun. Perjuangannya melawan penjajah dibuktikan dari peristiwa perlawanan di Pondok Ungu, Bekasi. Tepatnya saat pesawat Dakota Sekutu mendarat pada 23 November 1945 di Cakung.
Melalui peristiwa itu, 25 tentara Inggris tewas di tangan para pejuang Bekasi. Kemudian, pasukan penjajah mulai masuk wilayah Betawi. KH. Noer Ali dijadikan salah satu nama jalan di wilayah Kalimalang, Bekasi.
Hari Pahlawan, Inilah Tiga Pahlawan Nasional Betawi yang Diabadikan Jadi Nama Jalan
Senibudayabetawi.com – Hari Pahlawan yang tepat diperingati pada 10 November merupakan momentum yang tepat untuk mengenang kembali perjuangan para pembela bangsa. Salah satunya pahlawan Betawi.
Pemberian nama jalan bernama tokoh pahlawan bukanlah hal baru di Indonesia. Upaya ini dilakukan sebagai wujud terima kasih atas perjuangan dan pengabdian mereka pada bangsa Indonesia. Pemprov DKI Jakarta telah meresmikan nama-nama jalan baru di Jakarta dengan nama tokoh pahlawan Betawi. Berikut ini adalah nama pahlawan nasional asli Betawi yang diabadikan menjadi nama jalan.
1.Ismail Marzuki
Ismail Marzuki bukanlah nama asing. Dalam konteks nama jalan, nama pahlawan ini tak hanya ada di Jakarta, tapi juga di Palembang dan Pontianak. Pahlawan yang lahir di Kwitang, Jakarta Pusat ini populer karena karya-karya hingga menjadi lagu wajib Nasional.
Adapun karyanya yang pertama yakni berjudul “O Sarinah” merupakan karyanya saat ia berusia 17 tahun. Selain aktif berkarya sejak dini, Ismail Marzuki aktif dalam orkes radio saat masa penjajahan Jepang hingga melanjutkan musiknya di RRI. Bahkan sebagai bentuk penghargaan karya-karyanya, pemerintah membangun pusat seni dan budaya Taman Ismail Marzuki.
2.Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin adalah salah satu pahlawan yang tak dilupakan oleh masyarakat Betawi. Meski memiliki darah keturunan Eropa dari sang kakek yang merupakan orang Inggris, ia ahir di Kampung Sawah Besar. Tepatnya, pada 18 Februari 1894. Ayahnya, Muhammad Tabri, dan ibunya, Nurhamah.
Kendati berasal dari keluarga terpandang, di masa kecilnya Thamrin terbiasa bermain dengan rakyat biasa. Saat memulai karier politiknya, ia menarik perhatian rakyat kecil karena kerap kali membela kepentingan mereka. Salah satunya dapat dilihat dari berbagai tuntutannya saat berkiprah di Gemeenteraad tahun 1919.
Tak hanya itu, Thamrin menuntut pembuatan saluran air di Jakarta hingga mendesak penghentian perlakuan buruk di Sumatera Timur. Thamrin juga turut memperjuangkan istilah inlander menjadi Indonesia atau Indonesisch. Jasanya tersebut dikenang bangsa, hingga namanya dijadikan salah satu nama jalan protokol di Jakarta. Ada pula salah satu museum di Jakarta Pusat yang dibangun menggunakan namanya Salah satu museum di Jakarta Pusat juga dibuat dengan namanya.
3.Kiai Haji Noer Ali
Sudah menjadi hal yang wajar bila kiai di Betawi sekaligus berperan sebagai pahlawan. Salah satunya Kiai Haji Noer yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional sejak 2006. Pendakwah ajaran agama Islam ini lahir di Bekasi, Jawa Barat pada 15 Juli 1914.
Saat itu, Bekasi masih tergabung menjadi bagian Batavia. Kiai Noer Ali kerap memperdalam ilmu agama Islam dengan tinggal di Makkah selama enam tahun. Perjuangannya melawan penjajah dibuktikan dari peristiwa perlawanan di Pondok Ungu, Bekasi. Tepatnya saat pesawat Dakota Sekutu mendarat pada 23 November 1945 di Cakung.
Melalui peristiwa itu, 25 tentara Inggris tewas di tangan para pejuang Bekasi. Kemudian, pasukan penjajah mulai masuk wilayah Betawi. KH. Noer Ali dijadikan salah satu nama jalan di wilayah Kalimalang, Bekasi. Itulah tiga pahlawan yang patut dibanggakan, terutama saat peringatan Hari Pahlawan ini.