Senibudayabetawi.com – Berbagai jenis permainan tradisional Betawi telah punah di tengah gempuran zaman. Namun, tak sedikit pula yang tetap eksis hingga masih tetap dimainkan oleh anak-anak Betawi, terutama di daerah pinggiran Jakarta. Salah satunya yaitu permainan Torti.
Sejatinya permainan tradisional Torti sekilas hampir sama dengan permainan tradisional Betawi lain seperti petak umpet atau tap inglo. Perbedaannya yakni permainan Torti dimainkan secara beregu atau berkelompok, satu pemain sebagai penjaga sedangkan yang lain bersembunyi.
Melansir dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, nama Torti berasal dari bunyi pemukul pelepah pisang yang dipukulkan ke arah kaki lawan, “tort” dan mendapatkan akhiran “i”
Dalam permainan ini biasa dimainkan oleh beberapa anggota (harus ganjil) seperti tiga, lima, tujuh anggota. Permainan diawali dengan penentuan tempat pos pemberhentian yang berupa pohon besar. Tempat ini pulalah dijadikan sebagai kelompok yang jaga dan menutup mata dengan kedua tangannya.
Tak hanya itu di pos ini pula dijadikan tempat pemberhentian bagi kelompok yang jalan setelah mereka bersembunyi. Setelah ditentukan anggota kelompok dan mengundi kelompok yang menjaga maka permainan bisa dimulai.
Menariknya, salah satu kelompok menutup kepala sembari menutup mata sambil diawasi wasit yang telah ditunjuk dan sambil berteriak “Udeh ape belom?” Namun, jika kelompok yang jalan menyahut “Tort..Ti!”, artinya mereka telah bersembunyi dan siap untuk dicari. Jika bisa ditemukan maka anggota kelompok tersebut akan dipukul dengan pemukul dari pelepah pisang pada bagian lutut kaki.
Guna menghindari pukulan peserta maka bisaari ke inglo agar kelompok yang jaga menghentikan pukulannya. Namun, bila tak berhasil ditemukan dan bisa kembali ke inglu maka ia terbebas dari pukulan.
Kelompok ini mendapatkan satu poin dan dinyatakan sebagai pemenang. Sementara anggota kelompok yang terkena pukulan berarti mengurangi satu angka bagi kelompoknya.
Fungsi Permainan Tradisional
Permainan tradisi kerap kali lebih menyenangkan dan seru dibanding dengan permainan kekinian modern. Ini tak lain fungsi permainan tradisional yang mampu mengaktifkan motorik hingga meningkatkan interaksi antar anak mampu membuat nuansa semakin hangat dan akrab. Menariknya, mainan ini biasa dimainkan saat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Derasnya arus globalisasi terpaksa mengubah berbagai hal, termasuk permainan. Anak-anak Betawi yang sedianya akrab dengan permainan tradisional mulai bergeser pada permainan yang lebih modern melalui internet.
Permainan tradisional Betawi merupakan permainan yang berkembang di wilayah DKI Jakarta dan diwariskan secara turun temurun. Unsur-unsur budayanya sangat lekat memunculkan ciri khas kebetawian masing-masing. Salah satu permainan yang cukup populer yaitu perahu-perahuan.