Senibudayabetawi.com – Mitos dapat dikatakan sebagai cerita yang mungkin berada di luar logika, namun tampak benar-benar terjadi dan sebagian orang meyakininya. Salah satu mitos yang paling mencuat dalam dunia persilatan yaitu silat beksi Betawi yang konon muasalnya dari latihan dengan siluman macan putih.
Siapa yang tak kenal dengan silat beksi? Silat beksi merupakan salah satu aliran dalam silat Betawi yang memiliki ciri khas berupa pukulan keras dan cepat serta posisi tangan terbalik atau celentang. Mitos terkait silat ini yakni disebutkan oleh anaknya Raja Bulu yang gagu atau bisu yang mendapatkan ilmu bela diri di hutan. Konon, ia mendapatkan ilmu bela diri dengan dilatih oleh mahluk siluman macan putih.
Melansir Mitos Silat Beksi Betawi karya Yuzar Purnama, mitos lainnya dapat dilihat saat Raja Bulu mendapatkan mantra dan amalan puasa dari anaknya. Konon, mantra tersebut dapat mengundang dan mempercepat kedatangan macan putih. Sementara dengan mengamalkan puasa maka akan memperoleh ilmu pamungkas bela diri silat beksi.
Versi Lain
Versi lain menyebut bahwa silat beksi muncul saat Ki Jidan sering memanen singkong di hutan. Ternyata singkong tersebut tidak habis-habisnya, padahal setiap hari dipanen untuk berdagang. Lantas, Ki Jidan mendapat tawaran dilatih ilmu bela diri oleh sesorang misterius. Konon, orang ini sebagai pemilik singkong.
Orang misterius mengajari Pak Jidan 8 jurus, sisanya 4 jurus akan diajarkan oleh orang lain. Menariknya, saat Ki Jidan selesai belajar, orang tersebut pergi. Dan saat membelakangi, terlihat di bawah jubahnya ekor macan dan di pundaknya belang- belang seperti kulit harimau.
Tak hanya itu, kejadian di luar logika pun muncul saat orang misterius itu minta kemenyan dan ia menitip pesan jika butuh bantuannya maka harus bakar kemenyan dan baca mantra- mantra. Selain harus diamalkan sepenuh hati ditambah dengan puasa selama 40 hari.
Niscaya, bukan hanya mahir silat beksi Betawi, tapi juga kebal dari semua senjata tajam. Cerita ini berkembang menjadi mitos yang tumbuh subur pada masyarakat terutama masyarakat pedesaan baik pada zaman dulu maupun sekarang.