Senibudayabetawi.com – Kebon Sirih adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Wilayah ini bisa disebut sebagai kawasan terpenting karena banyak gedung dan perkantoran pusat pemerintahan. Mulai dari Balaikota DKI Jakarta, gedung Dewan Pers, hingga DPRD DKI ada di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Dalam buku berjudul “212 Asal Usul Djakarta Trmpo Doeloe” karya Zarnuddin HM menyatakan, penamaan Kebon Sirih dikarenakan di masa kekuasaan Hindia Belanda wilayah ini merupakan tanah perkebunan yang banyak tumbuh tanaman sirih (chaviva densa miq).
Saat itu pula, sirih telah banyak dikonsumsi dan digunakan untuk berbagai pemanfaatan, mulai dari pengobatan, hingga pengganti rokok. Banyak juga para perempuan tua yang kerap mengunyah sirih atau “makan sirih” bersamaan dengan kapur sirig, gambir serta pinang.
Bahkan hingga saat ini pun, sirih masih kerap digunakan. Sirih sering kali digunakan sebagai perlengkapan upacara adat dalam etnis Betawi, terutama dalam upacara ngelamar calon istri.
Ya, sirih telah banyak dimanfaatkan bahkan sejak pertengahan abad ke-19 lalu. Orang Belanda kerap menyebut sirih dengan sebutab “de nieuwe weg achter het Koningsplein” atau jalan baru di belakang Koningsplein.
Penyebutan ini juga tak lepas dari alasan bahwa karrna di sana tinggal seorang hartawan yang juga dermawan bernama KF Holle. Awal mula akrab disebut Gang Holle, lalu berkembang sesuai perkembangannya menjadi Laan Holle, walau nama resminya Sterreweg. Hingga pasca kemerdekaan Indonesia, kawasan tersebut lebih dikenal dengan mana Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Dibangun Pemerintah Kolonial
Dalam blognya, Alwi Shahab menyatakan, Kebon Sirih dibangun pada tahun 1830 atas perintah Gubernur Jenderal Van Den Bosh yang terkenal dengan sistem tanam paksanya. Ia membentuk sebuah lingkaran apa yang disebut Defensielijn Van den Bosh atau Garis Pertahanan Van den Boosh yang disebut Weltevreden, di wilayah sekitar Gambir (kini Monas). Di sinilah tempat pusat pemerintahan kolonial Belanda. Di Jl Kebon Sirih, terdapat kantor DPRD DKI Jakarta, yang terletak di bagian belakang dari Balai Kota, yang dibangun pada awal abad ke-20.
Kebon Sirih, yang berdekatan dengan kawasan elite Menteng, merupakan salah satu pemekaran Batavia ke arah selatan. Ujung bagian selatan Kebon Sirih, terdapat Jl Parapatan. Bung Karno membangun patung petani suami istri. Ketika terjadi Gerakan 30 September, banyak pihak yang menghujat patung ini, karena si petani menyandang bedil dipinggangnya.
Terkenal Industri Jok
Selain itu, kawasan Kebon Sirih terkenal dengan ratusan pengusaha kecil yang berkarya dalam industri jok. Hikayat Kebon Sirih sebagai pusat industri jok di Jakarta dimulai tahun 1928. Saat itu, belum banyak mobil yang ada di Jakarta, sehingga para pengusaha kecil membuat jok untuk delman dan sado.
Mereka mulai mengembangkannya dengan membuat jok untuk becak pada tahun 1950-an. Kini, para perajin jok lebih banyak membuat pesanan untuk mobil. Saat industri jok berkembang, terutama di masa Pak Harto saat perusahaan mobil PT Astra menjadikan mereka sebagai anak angkat khusus dibidang pembuatan jok.