Senibudayabetawi.com – Aminah Cendrakasih yang merupakan aktris senior pemeran Mak Nyak dalam Si Doel Anak Sekolahan menghembuskan napasnya yang terakhir pada Rabu (21/12). Meski bukan aktris asli Betawi, tapi perannya memainkan tokoh Mak Nyak sangat lekat hingga membawa karakter orang asli Betawi itu sendiri. Mak Nyak meninggal sekitar pukul 20.00 WIB dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
Mak Nyak lahir di Magelang pada 29 Januari 1938. Dunia hiburan, terutama film telah ia jelajahi sejak tahun 1956. Di awal karirnya, Mak Nyak memang kerap kali memerankan gadis manja dan judes. Padahal, peran ini sangat berlawanan dengan karakter aslinya yang sangat ramah dan humoris.
Bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitulah Mak Nyak mewarisi bakat akting dari orangtuanya. Mendiang ayahnya, Husin, yaitu aktor sandiwara pada zaman penjajahan Belanda. Anak-anak Husin semua memiliki bakat untuk bermain film. Kendati demikian, Mak Nyak tak memaksa anak-anaknya mengikuti jejaknya untuk bermain film.
Menikah dengan Orang Betawi
Mak Nyak menikah dengan Idris, seorang kelahiran Betawi asli dan membuahkan 4 putra dan 3 putri. Dalam serial Si Doel Anak Sekolahan, Aminah Cendrakasih berperan sebagai ibu Doel. Sementara Doel diperankan oleh Rano Karno.
Diberitakan Antara, Mak Nyak sukses mendapatkan sejumlah penghargaan sepanjang kariernya. Termasuk Piala Maya untuk kategori Penampilan Singkat nan Berkesan berkat perannya di Si Doel the Movie 2019.
Awal Karir
Awal karirnya, Mak Nyak yang merupakan seorang model ini mulai dikenal setelah membintangi film Serampang 12 (1956) dan Asmara Dara (1958) bersama dengan Nun Zairina.
Sejak duduk di bangku SKP, putri dari pasangan pelawak Husni Nagib dan artis Wolly Sutinah ini telah mengenal dunia panggung. Ia mulai dengan aktif pentas sandiwara sebagai pemain sekaligus penyanyi.
Pada tahun 1956, ia mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan bakat aktingnya dalam film Oh, Ibuku (Bagian I dari film Gadis Tiga Djamanyang bersambung ke Puteri Revolusi) produksi Garuda Film dan Semeru Film di bawah pengarahan sutradara Ali Yugo.
Di film ketiga, Ibu dan Putri (1955), Mak Nyak memainkan pemeran utama bersama Lies Noor. Selama 1955 hingga 1989, ia telah membintangi sebanyak 101 film, baik sebagai pemeran utama hingga pemeran pembantu. Pada 1992, Mak Nyak mendapatkan Penghargaan Kesetiaan Profesi Keartisan dari Dewan Film Nasional.
Selain aktif dalam dunia hiburan, Mak Nyak juga aktif dalam organisasi kesenian Betawi Lembaga Kebudayaan Betawi (KLB). Itu setelah namanya pernah menghilang setelah ia membintangi Habis Gelap Terbitlah Terang (1959) dan menikah. Di LKB, Mak Nyak menjabat sebagai Ketua I Divisi Kesenian. Ia juga menjabat sebagai Komisaris PT Jayanti Adhikara Sinema.