Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi harus kehilangan tokoh Betawi Ridwan Saidi pada Minggu (25/12). Pukul 08.35 WIB di RSPI Bintaro, Tangerang Selatan. Budayawan sekaligus sejarawan Betawi ini meninggal usai mengalami pendarahan di batang otak.
Putra asli Betawi ini lahir di Jakarta pada 2 Juli 1942. Selain dikenal sebagai sejarawan dan budayawan, ia dikenal sebagai intelektual Islam serta politisi.
Sementara riwayat pendidikan Ridwan Saidi yaitu ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Publik Universitas Padjadjaran tepatnya pada 1962–1963. Namun, ia tak menyelesaikan kuliahnya di fakultas tersebut dan pindah ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) di Universitas Indonesia pada 1963–1976.
Perjalanan karies Ridwan Saidi dimulai sek ia aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Ia pernah menjadi Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim pada 1966. Lalu pada 1973-1975 bapak lima anak ini menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara.
Karier Ridwan Saidi
Sementara pada 1974-1976, Ridwan Saidi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI). Karirnya semakin melesat, tepatnya setelah dia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1977-1987.
Tokoh Betawi Ridwan Saidi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi APBN pada 1977 hingga 1978. Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X dengan membidangi lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan pada 1978-1987.
Setelah menjadi anggota DPR, Ridwan Saidi menjadi Ketua Umum Partai Masyumi Baru pada 1995-2003. Tak hanya itu, sebagai intelektual Islam, Ridwan juga pernah aktif dalam kegiatan Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di Irak pada 1993.
Perjalanan Ridwan Saidi tak berhenti di situ. Ia juga pernah aktif dalam Festival Budaya Babylonian (Babylonian Cultural Festival) di Irak pada 1994.
Anggota DPD RI Fahira Idris Menyampaikan Duka Mendalam
Menanggapi hal ini, anggota DPD RI Fahira Idris menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Ridwan Saidi. Senator DKI Jakarta ini mengenang almarhum Ridwan Saidi sebagai sosok yang konsisten dalam memperjuangan hal yang dianggapnya benar.
“Ridwan Saidi adalah tokoh tiga zaman (orde lama, orde baru, dan reformasi) yang konsisten mengkritik kekuasaan jika dianggap berbagai kebijakannya merugikan rakyat,” kata Fahira.
Ridwan kata Fahira, sebagai tokoh yang langka bukan hanya bagi Jakarta tetapi juga bagi Indonesia dengan mempunyai wawasan luas dan ahli dalam berbagai bidang keilmuannya.
Fahira pun menyebut, almarhum sebagai salah satu mentornya terutama dalam melihat dan memahami perkembangan dan persoalan Jakarta baik dari sisi budaya, sejarah, sosial politik, bahkan ekonomi.
“Usia tidak menghalangi Babe terus belajar, meneliti dan menggali kebenaran. Salah satu yang membuat saya kagum adalah, kegigihan beliau mengedukasi generasi muda agar jernih melihat sejarah dan budaya bangsanya. Saya merasa sangat kehilangan. Babe orang yang sangat baik dan ikhlas. Ilmu yang beliau sebarkan, Insya Allah akan menjadi amal jariyah,” ujar Fahira Idris.
Menurut Fahira, sosok Almarhum Ridwan Saidi memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia terutama warga Jakarta. Dia menilai, jasanya besar terhadap perkembangan sejarah dan budaya terutama yang terkait dengan perkembangan Jakarta dan Budaya Betawi.
Almarhum, kata Fahira, semasa hidup mengalami langsung peristiwa atau momen penting perjalan bangsa, menjadikannya sosok yang memiliki wawasan luas.
Selain itu, hidup di tiga era berbeda, membuatnya mempunyai perspektif yang lebih luas dan komprehensif bahkan berbeda dari orang kebanyakan dalam memandang persoalan bangsa. Sehingga, bukan hanya mengkritik tetapi memberi solusi bagaimana idealnya negeri ini dikelola.
“Saya bersaksi, Babe Ridwan Saidi orang yang baik. Insya Allah Husnul khotimah. Beliau patut dijadikan panutan terutama konsistensinya untuk terus belajar, meneliti dan menggali kebenaran terutama lewat sejarah dan budaya. Beliau tokoh yang berjasa terutama terhadap kota Jakarta,” kata Fahira.