Senibudayabetawi.com – Bunyi tek-tek kerap terngiang sepanjang jalanan yang dipenuhi anak-anak. Mereka mengayunkan tali yang diikat dengan dua buah bola warna-warni menggemaskan. Ya, itulah mainan lato-lato. Permainan lato-lato kini tengah viral dan berhasil mencuri perhatian berbagai kalangan.
Kepopulerannya bahkan melesat sejak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi ) dan Gubernur Jawa Barat memainkannya beberapa hari lalu. Fakta menarik lainnya, permainan ini tak hanya memiliki sebutan lato-lato, tapi juga beragam. Mulai dari nok-nok, tok-tok, click-clacks, bolas, hingga knockers.
Dari namanya tentu sobat Senibudayabetawi.com sudah bisa menerka bukan bila permainan ini bukan berasal dari Indonesia. Permainan ini diklaim asli dari benua Amerika dan Eropa yang muncul sekitar tahun 1960an lalu viral pada 1970-an.
Pada era awal, lato-lato sempat menyebabkan kegaduhan karena suaranya dianggap mengganggu. Tak hanya itu, permainan ini juga dinilai membahayakan karena luka yang diakibatkannya pada anak. Lato-lato berbahan kaca dan berpotensi membentuk pecahan dan menyakiti anak.
Meski permainan tersebut viral, ada baiknya bila anak-anak Indonesia, terutama Betawi tetap mempertahankan dengan melestarikan permainan tradisional sejenis lainnya. Misalnya, permainan gundu atau kelereng yang sama-sama terbuat dari bahan kaca.
Meski kelereng terbuat dari kaca. Tapi, kelereng merupakan bola kecil yang umumnya hanya setengah inci dari ujung ke ujung. Permainan ini juga aman karena dimainkan dengan cara disentil, bukan diayunkan yang berpotensi membahayakan.
Mengenal Gundu
Gundu merupakan permainan yang terbuat dari bola-bola kecil yang tak hanya terbuat dari kaca. Tapi juga tanah liat hingga marmer. Terdapat berbagai cara bermain gundu, termasuk salah satunya yaitu main tombok. Permainan ini minimal dilakukan dua orang.
Cara bermainnya pun sangat sederhana. Pada tanah dibuat lingkarang dari kapur atau arang yang berdiameter tujuh sentimeter. Setiap pemain meletakkan satu kelereng sebagai pasangan atau taruhan ke dalam lingkaran tersebut.
Selanjutnya, para pemain berdiri berjajar di belakang sebuah garis untuk melakukan undian. Caranya dengan melemparkan gundu gacoannya hingga sedekat mungkin dengan gundu taruhan lingkaran. Biasanya cara bermainnya adalah dengan disentil sekuat mungkin hingga mengenai salah satu gundu.
Pemilik gundu paling dekat merupakan paling berhak untuk terlebih dahulu bermain. Namun, jika ada yang mengenai gundu taruhan itu maka ia berhak bermain dahulu.