Senibudayabetawi.com – Pecenongan merupakan nama kawasan atau jalan raya di Jakarta Pusat. Kawasan ini memiliki sejarah yang panjang dan menjadi cikal bakal Kota Jakarta. Konon, dulunya Jl Pecenongan terdapat toko buku dan penerbit G Kolff & Co. Kolff merupakan toko buku dan percetakan pertama di Jakarta yang berdiri pada tahun 1848.
Pendiri toko buku dan percetakan ini merupakan seorang negarawan Belanda bernama Johannes Cornelis Kolff. Tak hanya itu, Kolff aktif di bidang pers dan mensponsori surat kabar di Indonesia bernama Java Bode.
Selain sejarahnya yang menarik, kawasan Pecenongan juga unik karena pada tempo dulu banyak nama gang atau jalan raya rata-rata dengan keberadaan etnis Belanda, Betawi hingga Arab.
Menariknya lagi, kuliner di kawasan Pecenongan juga menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya, mulai dari Bubur Kwang Tung, Lumpia Jakarta dan Martabak Pecenongan.
Ketiga kuliner tersebut memiliki sejarah panjang mulai dari awal berdiri hingga saat ini. Ketiga tempat ini menjanjikan autentik dengan bangunan khas yang masih terjaga.
Lumpia Jakarta merupakan warung milik Gunawan Hidayat yang merupakan anak dari Suryadi Hidayat, pemilik pertama kali yang mendirikan toko roti di pecenongan dan skrg berubah menjadi lumpia jakarta.
Lumpia jakarta telah berdiri sejak 1965. Lain daripada yang lain, isian lumpi jakarta berbeda dari lumpia daerah lain yang berisi tahu dan tauge.
Bubur kwang tung rumah makan yang dikelola PT Metro Resto Utama, dinamakan bubur kwang tung karena mengingatkan seseorang dg pusat jajanan yang ada di Hongkong, China. Tampilan bubur kwang tung polos tapi buburnya terdapat cita rasa, dilengkapi saus coklat bening.
Martabak pecenongan merupakan salah satu pelopor martabak di kawasan wisata kuliner pecenongan, jakarta pusat dg nama awal martabak bandung asli pecenongan nomor 65A. Didirikan agustinus pemuda asal bandung, martabak manis dan asin.