Senibudayabetawi.com – Ramah lingkungan dan terjangkau. Dua kata ini mewakili transportasi publik. Namun, rupanya Jakarta mewacanakan kenaikan tarif transportasi publik bagi ‘orang kaya’ dalam commuter line. Ternyata perbedaan kelas dan tarif ini bukanlah hal baru di Batavia. Ini berlangsung sejak keberadaan trem listrik 10 April 1899 diresmikan.
Trem listrik memiliki rute Kebun Binatang-Harmoni. Transportasi ini di bawah naungan Batavia Electrische Tram Maatschappij (BETM).
Trem listrik yang digunakan yaitu berasal dari pabrikan bernama Dyle en Becalan yang berasal dari Belgia tahun 1899. Selanjutnya pada 1912 trem dibuat oleh pabrikan Belanda Beijnes yang menggunakan jenis trem EMR C dan ABC yang menggunakan sistem listrik trolley.
Adapun untuk perbedaan tarif trem listrik mengacu pada kelompok. Kelas orang Belanda dengan tarif sebesar 15 sen. Selanjutnya kelas dua untuk orang timur asing dengan tarif 10 sen, dan kelas tiga untuk orang pribumi dengan tarif 5 sen.
Pemisahan Kelas
Pada transportasi sebelumnya yaitu trem kuda sangat egaliter. Trem kuda memiliki dua kelas yaitu kelas satu untuk golongan orang Eropa dan kelas dua untuk kelas pribumi. Akan tetapi, karena kuda yang tidak kuat menarik dua gerbong, maka kelas satu pun dihapus.
Melansir studi yang dilakukan Muhammad Hadian Saputra dalam Perkembangan Trem Batavia Tahun 1869-1930 (2022), Adapun pasokan listrik untuk menggerakkan trem listrik berasal dari perusahaan listrik Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM) yang pembangkitnya berada di daerah Meester Cornelis.
Pembangkit listrik yang ada di Batavia menggunakan air sebagai penggerak generator listrik, karena air di Batavia cukup melimpah.
Sementara aliran listrik yang berasal dari ANIEM disalurkan melalui gardu induk dan tegangan listrik. Sebelumnya diturunkan menjadi 6.000 volt lalu diubah kembali menjadi 1.500 volt DC.
Kereta dan trem listrik di Batavia menggunakan arus DC (arus searah) karena cocok untuk jaringan dalam kota yang memiliki tegangan listrik 600-1.500 volt.