Habaib di Betawi Tempo Dulu

Habaib di Betawi Tempo Dulu

Senibudayabetawi.com – Eksistensi habaib di lingkungan Betawi berdampak penting dalam keberagaman masyarakat di Betawi. Habaib di Betawi ini tak lain pengaruh dari para habaib di Yaman. 

Dalam penelitian Van den Berg, para habaib dan masyarakat Arab pada umumnya telah bermukim di Nusantara sejak abad ke-17. Sedangkan orang Hadhramaut secara massal datang ke Timur Jauh, termasuk ke Nusantara pada tahun-tahun terakhir abad ke-18. 

Mereka mulai menetap di pulau Jawa setelah tahun 1859. Kedatangan masyarakat Arab dari Hadhramaut terjadi sejak pembukaan Terusan Suez pada 1869. Ini didukung oleh pembukaan Terusan Suez ini turut memperlancar hubungan perdagangan Asia-Eropa. 

Pembukaan Terusan Suez pun membuat pemerintah kolonial banyak melakukan impor mesin-mesin dan perlengkapan modern untuk meningkatkan produksi perkebunan dan pabrik gula. Perluasan produksi tanaman ekspor dan impor barang-barang dari Eropa ini kemudian mengakibatkan perdagangan internasional semakin ramai di Nusantara. Pada awal abad ke-19 tercatat sekitar 400 orang Arab dan Moor tinggal di Batavia. 

Berdasarkan dari negeri asalnya penduduk Arab dibentuk dari empat golongan yang berbeda, yaitu; Syarif, Sayid dan Habib merupakan kelas tertinggi yang artinya bangsawan, tinggi, ini adalah sebutan yang diberikan kepada keturunan Nabi Muhammad.

Sementara Syekh dan Gabili merupakan golongan menengah. Sedangkan Masakin merupakan golongan terendah yang berisi para pedagang kecil, buruh, pelayan dan budak. 

Dari pengelompokkan golongan-golongan Arab tersebut, sebenarnya yang memiliki keleluasaan dalam menjalin hubungan dengan etnis lain adalah dari kalangan Syarif, Sayid, dan Habib. Sehingga mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam aktivitas perdagangan di Nusantara.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.