Senibudayabetawi.com – Kebaya kerancang atau kebaya encim Betawi diusulkan ke UNESCO. Ini menyusul pengusulan tersebut diikuti beberapa negara tetangga lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam. Kebaya diusulkan sebagai nominasi warisan multinasional Intangible Culture Heritage UNESCO Tahun 2023.
Pakaian adat Betawi ini bukanlah pakaian baru. Melainkan telah ada sejak dahulu menjadi pakaian perempuan Betawi (mulai dari anak-anak, perawan kencur, perawan dalu, none, empok, enyak, nyak tua,uyut, dan lain sebagainya). Tak hanya dipakai dalam acara-acara, tapi juga sebagai pakaian sehari-hari.
Melansir Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), kebaya ini mempunyai nama lain yaitu encim. Kemudian LKB bersama Persatuan Wanita Betawi mengajak tokoh masyarakat Betawi, budayawan, dan aktivis perempuan bersepakat hanya menyebut kebaya kerancang.
Hal ini diikuti dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Ikon Budaya Betawi.
Uniknya, kebaya kerancang memiliki filosofi sebagai perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan. Sifat-sifat ini mengikuti kearifan, aturan dan tuntutan leluhur. Tujuan memakai kebaya kerancang yakni untuk memelihara keagungan dan kehormatan.
Arti Harfiah Kerancang
Arti harfiah kerancang pada kebaya ini adalah berubang atau bordir. Dalam bahasa Sansekerta disebut Kerawang. Artinya sama, yaitu berlubang atau dilubangi dengan cara dibordir.
Kebaya Kerancang ialah kebaya pendek model kartini yang dibagian depannya meruncing/ sondai 12 – 30cm dibordir kerancang dengan motif bebas seperti bunga, burung dan lain-lain begitu juga bagian lengan bawah.
Bahan polos transparan (dahulu umumnya pakai bahan rubia). Sebagai busana, kebaya kerancang tidak berdiri sendiri. Perempuan Betawi menyiapkan pelengkap dan aksesori utama, seperti kain batik Betawi, kamisol atau kutang nenek, kalung lebar, peniti, gelang listring, giwang asur.
Tempo dulu, kebaya kerancang menggunakan bahan brokat. Kini telah banyak berkembang dan dimodifikasi dengan menggunakan beragam jenis bahan, mulai bahan sutra (ATBM), sifon, dan lain sebagainya.
Kebaya ini digunakan oleh berbagai kalangan usia wanita. Biasanya remaja putri mengkombinasikan kebaya ini dengan rok panjang atau celana panjang. Hal ini tentu telah berkembang dari aslinya yang menggunakan kain sebagai pasangan.
Penyusunan dosier pengusulan kebaya sebagai nominasi warisan multinasional Intangible Cultural Heritage UNESCO Tahun 2023 masih berjalan untuk menyempurnakan seluruh persyaratan. Deadline penyampaian dosier ke UNESCO ditetapkan tanggal 31 Maret 2023.