Ondel-ondel Sanggar Betawi Al-Fathir

Ondel-ondel Sanggar Betawi Al-Fathir yang Syarat Makna dan Ekspresi

Ondel-ondel telah menjadi satu di antara delapan ikon kebudayaan Betawi. Membahas budaya Betawi rasanya pasti ada yang kurang jika tak menyebut boneka ini. Sebagai ikon, tentu keberadaan Ondel-ondel bukan sebatas hiburan semata. Namun, juga syarat makna dan ekspresi. Ondel-ondel Sanggar Betawi Al-Fathir salah satunya.

Sebelum dikenal sebagai kesenian khas Betawi, Ondel-ondel merupakan penolak bala atau kesialan atau biasa disebut ‘Barongan’. Tak sembarangan, baik dalam pembuatan maupun penyajian, ‘Barongan’ terbuat dari kayu dan biasa disajikan dengan beragam sesajen seperti rujak-rujakan tujuh rupa, bunga, serta kemenyan.

Tak sampai di situ, bahkan pemain ondel-ondel juga harus melakukan ritual khusus. Wujud ‘Barongan’ yang besar dan seram kerap kali membuat anak-anak hingga orang dewasa ketakutan. Kemudian, melalui tembang Almarhum Benyamin Sueb berjudul ‘Ondel-ondel’, boneka raksasa ini sukses melambungkan kembali. Tentunya dengan tampilan yang lebih estetis.

Pimpinan Sanggar Betawi Al-Fathir, Bang Deny Eldiansyah menyatakan bahwa selain topeng Ondel -ondel saat ini yang lebih variatif dan estetis, bahan topeng Ondel-ondel atau kedok juga berbeda. Adapun ‘Barongan’ yang bertujuan untuk tolak bala harus menggunakan kayu, sedangkan Ondel-ondel sekarang menggunakan fiber.

“Kalau dari kayu itu sangat mudah dimasuki oleh makhluk-makhluk dari luar alam kita, karena pembuatannya juga tak boleh sembarangan,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com, Rabu (20/1).

Selain aktif dalam pentas festival, Deny juga membuat Ondel-ondel. Ya, ia mewarisi bakat dari sang kakek dan akhirnya meneruskannya. Nyaris setiap hari, sambung dia selalu ada aja pesanan Ondel-ondel—baik itu secara lengkap sepasang, maupun bagian tertentu saja seperti kedok dan kerangka. Namun, ia memastikan bahwa Ondel-ondel buatan sanggar yang ia dirikan sejak tahun 2016 ini memiliki ciri khas tersendiri

Ekspresi Syarat Makna

Ada beberapa bagian Ondel-ondel yang perlu diperhatikan, yaitu kedok, kerangka hingga mahkota. Tentu dengan tetap mengikuti pakem Ondel-ondel yang ada, Bang Deny bisa tetap bebas berkreasi. Mahkota Ondel-ondel misalnya, yang merupakan salah satu bagian yang berpotensi untuk divariasikan menjadi berbagai model.

Tak seperti sebagian besar sanggar yang membuat mahkota Ondel-ondel dengan model yang sebagian besar sama, Bang Deny bahkan selalu membuat gebrakan dengan model-model terbaru.“Intinya sebenarnya mengikuti pesanan pembeli, apapun modelnya. Misalnya saya pernah bikin model binatang hingga gigi balang,” imbuhnya.

Adapun mahkota biasanya dipakai oleh sepasang Ondel-ondel agar kedok mereka semakin menarik. Selain itu, Deny juga menyebut untuk karakter kedok masing-masing kelamin memiliki karakter tersendiri. Misalnya, karakter Ondel-ondel perempuan yakni Anis, Mayang, Ratu Gelang, Ratu Kalung. Sedangkan karakter Ondel-ondel lelaki yakni Balang dan Logaya.

Bagian kerangka Ondel-ondel juga tak boleh terlewatkan untuk diperhatikan. Adapun Mamali, salah satu pembuat kerangka di Sanggar Betawi Al-Fathir menyatakan bahwa pembuatan kerangka harus menggunakan bambu hitam agar tak mudah patah.

Itupun, sambung dia harus dibentuk kerangka melengkung menyerupai tubuh manusia. “Kalau ukurannya bebas ya mau berapa, yang pasti itu bambunya harus dibuat melengkung. Kalau kotak kaku nanti,” ujarnya.

Beruntung, di musim pandemi COVID-19 ini meski pementasan juga sangat jarang tapi Bang Deny mengaku tetap ada aja pesanan Ondel-ondel. Dalam sebulan, sambungnya ia bisa memproduksi hingga sepuluh Ondel-ondel, baik itu di dalam Jabodetabek maupun di luar. “Masih bersyukurlah, bisa produksi,” ujarnya.

Ditambahkan Bang Deny bahwa bagian-bagian Ondel-ondel memang kaya akan syarat makna. Misalnya, bagian topeng atau kedok lelaki memang harus berwana merah yang bermakna berani. Sementara, kedok perempuan berwarna putih menyimbolkan kesucian. “Jadi tidak asal warna bisa digunakan karena ada maknanya,” imbuhnya.

Demikian juga dengan pakaian yang digunakan Ondel-ondel menurut Bang Deny harus memakai kain batik Betawi bermotif tumpal lengkap beserta selendang dan songketnya. admin

Baca Juga: Imbas COVID-19, Seni Budaya Betawi di Jakbar Mati Suri

3 Responses
  1. Ina Djamhur

    Assallamualaikum wr. wb.
    Bang Deny, apabila ada orang yg mau mencoba belajar membuat ondel-ondel, apakah Sanggal Al Fathir menerima kursus membuat ondel-ondel? Terima kasih.

  2. Han

    Bang Permisi, Saya mahasiswa dari kampus Politeknik Negeri Media Kreatif, izin untuk meliput proses pembuatan ondel-ondel bang,untuk kebutuhan Tugas Akhir bang,apakah bisa?

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.