Mengenal Beksi

Mengenal Beksi Soleh Pacet

Dibanding aliran silat lain, orang lebih banyak mengenal Beksi. Maen pukulan ini lahir dari kebudayaan komunitas Tionghoa Peranakan di daerah pesisir utara Tangerang—dikenal sebagai Cina Benteng. Kemudian, dikembangkan oleh masyarakat Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang.

Adalah Lie Tjeng Hok (1854-1951), seorang peranakan Tionghoa yang merupakan tokoh sentral yang membidangi maen pukulan Beksi.

Dalam Maen Pukulan Pencak Silat Betawi karya G.J. Nawi dijelaskan, ia memperoleh wangsit maen pukulan dari sang kakek moyang, yakni Lie A Djam yang diketahui seorang pendekar dari Amoi, Provinsi Fukien.

Selain itu, Lie juga memperoleh ilmu dari sang guru, yaitu Ki Jidan dan Ki Miah. Gabungan dari dua ilmu itulah yang kemudian ia sebut sebagai Bhe Si.

Adapun Bhe Si—berarti kuda-kuda merupakan istilah lokal untuk menyebut ilmu bela diri secara umum. Masih menurut G.J. Nawi bahwa Bhe Si merupakan asal istilah Beksi.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek, Betawi dan Tinghoa Layaknya Saudara Kandung

Istilah itu hingga kini masih kerap diucapkan oleh kalangan Tionghoa peranakan di Kampung Dadap. Aliran ini juga akhirnya menyebar ke daerah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

Perguruan Beksi Soleh Pacet

Salah satu perguruan silat yang menjalankan Beksi yaitu Perguruan Beksi Soleh Pacet (BSP). Perguruan silat yang dipimpin oleh Abdul Jamaluddin ini terletak di Jalan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Lelaki yang akrab disapa Bang Jamal ini menjelaskan, awal mula BSP ada karena ia mendapat amanah dari sang kakek, yaitu Muhammad Soleh bin Hamid.

“Kakek saya pesan untuk mengajari orang yang mau belajar maen pukulan Betawi agar ilmunya manfaat,” kata dia kepada senibudayabetawi.com.

Saudara angkat kakek Soleh Pacet, yakni Nurali Mas’ud juga meminta secara khusus untuk mengajarkan Silat Beksi.

“Jangan sampai nama Kong Soleh Pacet sebagai salah satu dari penjaga tradisi Silat Beksi menjadi tenggelam begitu saja. Beliau bilang begitu sembari meneteskan air mata,” ujar dia.

Sejak itu, ia bertekad untuk mendirikan BSP pada tahun 2014, tepatnya di Jalan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Bang Jamal menambahkan bahwa gerakan yang khas dari Beksi bisa dilihat dari gaya pukulan terbalik atau celentang, memiliki gerakan kaki dengan kuda-kuda yang kuat, serta memiliki gerak atraktif meledak dengan hentakan kaki ke bumi—disebut Gedig.

“Kalau dari kakek, saya mendapat 12 jurus, diantaranya Gedig, Tancep, Cau, dan Janda Berhias,” ujarnya.

Kombinasi, Ciptakan Bektador

Lambat laun, Bang Jamal juga mulai untuk melakukan kombinasi antara Beksi dan Tapak Gedor—disebut Bektador. Adapun Bang Jamal tetap menitikkan Beksi sebagai bagian jurus inti lalu diberikan selipan gerakan Tapak Gedor.

“Tapi tetap tak menghilangkan kaidah atau pakem jurus Beksi,” ujarnya singkat.

Misalnya, pada jurus Cau di perguruan silat ini memiliki gerakan yang sedikit berbeda yaitu seperti gerakan sedang menggunting, yaitu Cau Rangket.

“Ini karena sudah dikombinasikan dengan gerakan rangket. Jadi tak seperti Cau pada umumnya,” ujarnya.

Benar saja, saat Bang Jamal mempraktekkan gerakan Cau Rangket terlihat tangannya seperti halnya gerakan gunting dan menyerong. “Tak seperti Cau biasanya yang tangannya tertutup,” imbuh dia.

Hingga saat ini, Perguruan Beksi Soleh Pacet memiliki cabang yakni di Kampung Baru VIII dan di daerah Petukangan Selatan Jalan Damai. Admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.