Rantangan Ketupat Sayur

Rantangan Ketupat Sayur dalam Lebaran Haji Betawi

Rantangan Ketupat Sayur– Perayaan Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan penyembelihan hewan kurban seperti, sapi, kerbau, domba hingga kambing. Tak ketinggalan, tradisi ibadah lain seperti puasa arafah hingga sholat Ied teriring dilakukan oleh seluruh umat Islam.

Betawi juga memiliki tradisinya tersendiri untuk menyambut Lebaran Haji tahun ini. Tradisi unik ini sekaligus hasil akulturasi antar budaya umat Islam dengan budaya adat setempat. Semakin meriah sebab Lebaran Haji begitu bermakna. Salah satunya tradisi rantangan, berupa hantaran makanan ke saudara maupun kerabat.

Pemaknaan Lebaran bagi masyarakat Betawi tak hanya mengacu pada Lebaran Hari Raya Idul Fitri. Namun, juga Lebaran Haji yang dapat mengakrabkan tali silaturahmi. Bukan hanya daging qurban yang menjadi sajian dalam meja makan, tapi ketupat dan sayur godok, serta semur menjadi menu wajibnya.

“Jadi selain rantangan ketupat sayur untuk sajian pagi sebelum sholat Ied, itu juga menjadi hantaran rantangan ke orangtua maupun saudara,” ujar Dewi Nuraini kepada senibudayabetawi.com, Senin (19/7).

Dewi dan keluarga Betawi telah melakukan tradisi tersebut secara turun temurun. Berbagai sajian olahan daging kurban tak cukup mewakili tanpa kehadiran ketupat sayur Betawi.

Sejarahwan Fadly Rahman menyatakan muasal ketupat tak jauh dari peran serta Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam di Jawa. Melalui ketupat sebagai budaya, filosofi Jawa bisa membaur dengan nilai keislaman. Konon, ketupat berasal dari tradisi zaman Hindu-Budha jauh sebelum agama Islam masuk ke Indonesia.

Tak hanya itu, ketupat juga berasal dari kata ‘kupat’ yang artinya ‘ngaku lepat’ dalam bahasa Indonesia artinya mengakui kesalahan. Selain itu, ketupat juga kerap kali digunakan sebagai lambang ungkapan syukur kepada Tuhan. Tepatnya, dalam acara Sekaten atau Grebeg Maulud di Jawa dan Bali.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.