Kue Lepet Betawi, Terpengaruh dari Kultur Jawa dan Sunda

Kue Lepet Betawi, Terpengaruh dari Kultur Jawa dan Sunda

Senibudayabetawi.com – Berbahan utama beras ketan yang dibalut dengan daun janur, kudapan khas Betawi kue lepet termasuk mudah ditemukan. Bentuknya yang padat membuat lepet dijadikan sebagai alternatif pengganti sarapan di pagi hari. Kue lepet merupakan kudapan Betawi yang dipengaruhi kultur Jawa dan Sunda.

Adapun istilah kata lepet berasal dari Jawa yang berarti silêp kang rapêt. Lepet atau lêupêut (Sunda) kali pertama muncul di daerah Jawa Tengah yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa. Ini bertepatan pada masa pemerintah kesultanan Demak yang dipimpin Raden Fatah.

Sunan Kalijaga menjadikan lepet bersamaan dengan kupat sebagai budaya dan filsafat Jawa. Dalam perkembangannya, penganan khas upacara adat masyarakat Jawa Tengah ini menyebar, termasuk ke Betawi.

Melansir Dinas Kebudayaan Jakarta, kue lepet Betawi mempunyai dua varian isi. Pertama, yang berisi kacang jogo dan biasanya berbentuk panjang. Kedua, yang berisi ketan yang biasanya disantap menggunakan kinca. Berikut resep kue lepet dan cara membuatnya

Bahan :

  1.   Beras ketan putih
  2.   Kacang jogo
  3.   Kelapa tua setengah tua
  4.   Garam
  5.   Daun kelapa muda untuk membungkus (janur)
  6.   Tali untuk mengikat

Cara membuat :

  1.   Beras ketan direndam selama 30 menit, lalu ditiriskan.
  2.   Kacang jogo direndam selama 1 jam, lalu ditiriskan.
  3.   Janur dibersihakan, dibuat selongsong, lalu disihkan.
  4.   Beras ketan dicampur dengan kacang jogo, kelapa parut, dan garam.
  5.   Campuran beras ketan, dimasukkan ke dalam selongsong janur sampai hampir penuh, kemudian ditutup dan diikat dengan tali.
  6.   Lepet ketan direbus dalam air mendidih sampai matang selama 2-3 jam.
  7.   Jika air berkurang, ditambahkan dengan air panas.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.