Riwayat dan Perjuangan Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi — Perjuangan Kemerdekaan RI tak hanya dimonopoli oleh para pejuang dan pahlawan pergerakan Nasional. Kontribusi dari bidang pergerakan dakwah dan keagamaan juga turut di dalamnya. Seperti halnya perjuangan Al Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi. Pendiri sekaligus pimpinan pertama pengajian Majelis Taklim Kwitang ini juga ditunjuk sebagai penasehat spiritual pejabat publik, termasuk Presiden RI pertama, Soekarno.
Habib Ali merupakan anak dari pasangan Habib Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi dan Nyi Hj. Salmah di Jakarta 20 April 1870. Kecerdasan spiritualnya mengalir dari sang ayah yang merupakan seorang zuhud. Pada usianya yang ke-12 tahun, Habib Ali mulai menimba ilmu hingga ke negara Yaman Selatan Hadramaut. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Mekkah dan Madinah.
Dalam rangka memantapkan tugas dakwahnya, Habib Ali membangun Masjid Al-Riyadh dan madrasah bernama Unwanul Falah tahun 1940-an di Kwitang. Di madrasah itu pula, ia banyak mengajar kepada muridnya yang kebanyakan ulama Betawi. Misalnya, Abdullah Syafi’I (pendiri Majelis Taklim Assyafi’iyah) dan K.H. Thahir Rohli (pendiri Majelis Taklim Atthohiriyah).
Sementara, kontribusi Habib Ali dalam bidang sosial keagamaan juga terlihat dalam tiga periode. Pada masa ini Habib Ali meminta izin kepada beberapa guru-gurunya untuk mengajar. Pada tahun 1889 Habib Ali mendirikan Majelis Taklim Kwitang. Majelis taklim tersebut merupakan majelis taklim pertama di Tanah Air dan merupakan cikal bakal majelis taklim di seluruh Tanah Air.
Dakwah Keislaman
Pada masa Kependudukan Jepang (1942-1944), kontribusi Habib Ali terlihat nyata. Ia aktif dan istiqomah berdakwah serta memperingati hari-hari besar Islam diantaranya peringatan “Maulid Akhir Kamis”, peringatan Isra Miraj dan tasyakuran hasil bumi.
Masa Kemerdekaan (1945-1968) digunakan Habib Ali untuk tetap aktif berdakwah di Majelis taklim Kwitang dan sekitarnya. Ia juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan yakni sebagai penasihat spiritual bagi Presiden Soekarno.
Gaung dakwah Islamnya juga sampai ke luar negeri. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Srilangka, serta Mesir ia jelajahi. Beberapa karyanya diantaranya kitab Al-Azhar Al-Wardiyyah fi As-Shuurah An-Nabawiyyah dan Ad-Durar fi As-Shalawat ala Khair Al-Bariyyah.
Riwayat dan perjuangan Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi dikenal karena ajarannya yang menghargai nilai kemanusiaan. Ia mengajarkan pelatihan kebersihan jiwa, tasawuf mu’tabarah dengan menghindari perilaku iri, dengki, fitnah, hingga ghibah. Habib Ali mengembangkan tradisi kakek neneknya dari keluarga ahlul bait yang berpedoman dengan nilai kemanusiaan dan menghormati hak-hak setiap manusia.
[…] Baca Juga: Riwayat dan Perjuangan Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi […]