Menilik Profil Tokoh-Tokoh Betawi yang Diusulkan Nama Jalan di Jakarta

Menilik Profil Tokoh-Tokoh Betawi yang Diusulkan Nama Jalan di Jakarta

Menilik Profil Tokoh-Tokoh Betawi yang Diusulkan Nama Jalan di Jakarta — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai usulan perubahan nama jalan dengan nama tokoh Betawi layak dipertimbangkan secara serius. Betawi menjadi saksi pergantian kekuasaan di Jakarta sepanjang waktu, seperti dimulai dari berdirinya kerajaan yang ada di Sunda Kelapa hingga zaman penjajahan. Demikian tak lepas dari perjuangan tokoh-tokoh Betawi sepanjang sejarah yang patut diabadikan.

Lantas, bagaiman profil dan sejarah tokoh-tokoh Betawi itu? Menilik Profil Tokoh-Tokoh Betawi yang Diusulkan Nama Jalan di Jakarta

  1. Ismail Marzuki Menggantikan Jalan Cikini Raya

Ismail Marzuki merupakan salah satu komponis besar yang lahir pada 1914 di Kwitang, Jakarta Pusat. Berkat jasanya yang besar menghasilkan lagu-lagu Nusantara, namanya diabadikan di Taman Ismail Marzuki (TIM) di Salemba, Jakarta Pusat.

Ma’ing– sapaan akrab masa kecilnya, mewarisi darah seni kental dari keluarganya. Terutama sang ayah, bernama Marzuki, seorang pegawai di perusahaan Ford Reparatieer TIO. Sewaktu muda, Pak Marzuki dikenal gemar memainkan alat musik kecapi serta piawai menyanyikan lagu dan syair bernapaskan Islam. Ismail Marzuki, bahkan tak ragu untuk membeli piringan hitam lagu-lagu Barat, khususnya Prancis dan Italia.

Tak heran jika banyak lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki yang bernuansa Latin, seperti rumba, tango serta beguine. Karier Ismail Marzuki dalam bermusik semakin bersinar setelah pemerintah Belanda membentuk radio bernama Nederlands Indische Radio Omroep Maatshappij  (NIROM). Orkes Lief Java, orkes Ismail diberi kesempatan mengisi siaran musik.

Ismail Marzuki telah menciptakan lebih dari 200 lagu dalam rentang waktu 27 tahun. Saat usianya 17 tahun, karya pertamanya berjudul Sarinah. Lagu ini bercerita tentang bangsa yang tertindas penjajah. Ismail memiliki semangat cinta tanah air yang tinggi. Pada 17 Agustus 1961, Presiden Soekarno memberikan Piagam Wijayakususma padanya.

2. Haji Darip Menggantikan Jalan Bekasi Timur Raya

Haji Darip tak hanya dikenal sebagai ulama pembela revolusi Kemerdekaan, tapi juga sosok fenomenal dalam dunia maen pukulan Betawi. Pahlawan Betawi ini bahkan mampu mengerahkan seluruh jago dan jagoan untuk patuh menjadi anak buahnya.

Menukil Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi, tulisan G.J Nawi, awal perjuangan Panglima Perang dari Klender ini dari pertemuannya di Masjid Al-Makmur bersama KH. Hasbiallah dan KH. Mursyidi. Ia kemudian terpanggil untuk memimpin Barisan Rakyat (BARA).

Baca Juga: Wajib Diurut Ayam Sebelum Belajar Maen Pukulan Haji Darip

Haji Darip juga dikenal dekat dengan Presiden Soekarno. Tepatnya saat penculikan Soekarno Hatta oleh golongan muda. Haji Drip bersikeras agar mereka berdua ditempatkan yang layak di rumah perkampungan milik etnis Tionghoa, Djiaw Kie Siong.

Baca Juga: Riwayat Haji Darip, Ulama Pembela Revolusi Kemerdekaan

Di akhir hayatnya, Haji Darif lebih banyak berdakwah di Masjid Al-Makmur. Ia wafat pada Sabtu, 13 Juni 1981 dan dimakamkan di tanah wakaf Ar-Rahman, Jatinegara. Perjuangannya juga tercatat dalam Badan Penggerak Pembina Potensi (BPPP) Angkatan 45.

3. Mahbub Djunaedi Menggantikan Jalan Salemba Tengah

Mahbub Djunaedi lahir pada 27 Juli 1933 dari pasangan KH. Moh Djunaedi dan Muchsinawati. Ayahnya merupakan Kepala Biro Peradilan Agama Kementerian Agama. Sejak masih muda, Mahbub telah menyukai organisasi. Misalnya, ia telah aktif di IPPI, sempat memimpin IPNU.

Ia juga terlibat dalam mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan menjabat sebagai ketua selama 7 tahun. Ia dikenal sebagai wartawan, sastrawan, agamawan, serta organisatoris. Tulisannya bahkan pernah membuat Presiden Soekarno terkesan sehingga dijuluki pendekar pena.

Pada tahun 1960 hingga 1970, dalam usia yang sangat muda, ia telah menjadi angora DPRGR/ MPRS. Mahbub merupakan tokoh Nasional bahkan Internasional karena beberapa kali mendapat penghargaan dari dunia Internasional

4. Guru Marzuki Menggantikan Jalan Masjid Jatinegara

KH Ahmad Marzuki bergelar Laqsana Malayang atau akrab dikenal Guru Marzuki merupakan salah satu ulama Betawi yang turut menyebarkan agama Islam di Jakarta.

Guru Marzuki telah mewarisi darah biru dari keluarganya. Ayahnya merupakan ketururnan bangsawan Melayu Pattani, melalui ayahnya hingga Sultan Lagsana Melayang, yang merupakan salah satu sultan Melayu di Pattani, Tahiland Selatan. Sang ibu, berasal dari Pulau Madura, dan merupakan keturunan Maulanan Ishaq, Gresik, Jawa Timur.

Dalam perjalanannya menyebarkan agama Islam, Guru Marzuki kerap kali berpindah dari satu tempat ke yang lainnya. Misalnya, ia pindah-pindah dari Rawa Bunga ke Jatinegara serta Kampung Muara.

5. Habib Ali Kwitang Menggantikan Jalan Kembang III

Tiap Minggu pagi usai salat Subuh, di kawasan Jalan Kramat, Kwitang ribuan manusia berbondong-bondong mendatangi Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi. Mereka menunggu-nunggu ceramah yang dibawakan oleh Habib Ali bin Abdurahman Alhabsyi atau Habib Ali Kwitang.

Baca Juga: Riwayat dan Perjuangan Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi

Habib Ali Kwitang dilahirkan pada 1869 di Kwitang. Ayahnya bernama Habib Abdurahman bin Abdullah Alhabsyi , ulama di kawasan Petak Sembilan, Semarang.

Sebagai ulama, ia dikenal luas. Habib Ali berdakwah hampir di seluruh pelosok Tanah Air, dia bahkan mempunyai murid di Singapura dan Malaysia. Ia merasa tertantang mendirikan perguruan Islam modern karena pada saat bersamaan pendidikan Islam hanya dilakukan secara tradisional. Tak ayal jika Habib Ali dikenal sebagai guru para ulama Betawi.

Menariknya juga, Maulid di Kwitang termasuk dalam maulid tertua di Jakarta, yakni dengan membaca kitab Simtud Duror, karangan Habib Ali Bin Muhammad Alhabsy, guru habib Ali Kwitang. Habib Ali telah menyelenggarakan maulid sebanyak 51 kali atas wasiat almarhum gurunya.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.