Prosesi Pengantin Sunat Betawi

Prosesi Pengantin Sunat Betawi

Prosesi Pengantin Sunat Betawi — Anak laki-laki yang beranjak dewasa diwajibkan untuk melakukan sunat. Tak asal sunat, dalam tradisi Betawi, upacara sunat dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Agama Islam. Sunat tradisional di Betawi biasa dilakukan oleh dukun sunat atau bengkong. Seiring perkembangan, keberadaan bengkong sudah mulai jarang dan banyak digantikan oleh sunat modern.

Dalam masyarakat Betawi, pelaksanaan sunat sebelum hari H biasanya sang anak akan dirias dengan pakaian pengantin suant. Arak-arakan pengantin dilakukan dengan mengelilingi kampung. Mengutip laman setubabakan.com, terdapat urutan dalam mengarak pengantin sunat, yakni pembuka jalan, pengantin sunat, barisan rebana dan pencak silat. Zaman dahulu, pengantin sunat biasa diarak mengendarai kuda dan ditandu.

Tujuan dari acara arakan ini tak lain yaitu memberikan hiburan dan semangat kegembiraan kepada pengantin sunat sebelum dmerasakan pengalaman disunat.

Mulai Jarang

Pada upacara arak-arakan ini teriring juga pelengkap lainnya seperti pakaian pengantin sunat (seperti baju kebesaran pengantin haji), pembaca shalawat dustur, grup kesenian rebana ketimpring pengiring pembaca shalawat badar. Selain itu, arak-arakan semakin meriah dengan iring-iringan kuda dan delman hias, serta Ondel-ondel.

Acara sunat pada pagi hari diawali dengan memandikan anak terlebih dahulu sebelum akhirnya disunat oleh dukun sunat. Pada tahap terakhir, dilakukan perayaan selamatan dan panggung hiburan. Kendati demikian, kini rangkaian acara dan aturan sunat zaman dahulu telah berubah.

Salah satu bengkong, Haji Mahfudz Zayadi menyatakan kebanyakan pasiennya berasal dari Jakarta perbatasan Tangerang, bahkan juga Bekasi. Ia mengaku sering kali menerima pasien pada dini hari. “Alasannya cukup sederhana, mereka ingin anaknya segera kelar sunat lalu nangis dan tertidur (pada dini hari). Lalu bangun pagi sudah tak menangis lagi,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com beberapa waktu lalu.

Pemilik ‘Bengkong Si Pitung’ ini juga menambahkan prosesi pengantin sunat Betawi sudah mulai jarang sebab orang-orang zaman sekarang lebih memilih yang lebih praktis dan simple. Namun, ia meyakini bengkong masih diminati terutama dari kalangan Betawi. Buktinya, sampai detik ini Mahfudz masih memiliki pasien yang juga merupakan cucu dari pelanggan kakeknya dulu. “Ini saya lakukan turun temurun. Saya juga ajarkan ke anak cucu saya,” ujarnya.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.