Menilik Tradisi Sebelum Akad dalam Pernikahan Adat Betawi

Menilik Tradisi Sebelum Akad dalam Pernikahan Adat Betawi

Senibudayabetawi.com– Prosesi pernikahan adat Betawi diliputi nuansa sakral dan penuh dengan makna filosofis. Ini seiring karena budaya Betawi sendiri lahir dari keragaman budaya mulai dari Arab hingga Tionghoa. Tak hanya itu, berbagai rangkaian acaranya juga terbilang unik dan sakral, tak terkecuali tradisi sebelum akadnya.

Sebelum acara akad, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Mulai dari pingitan, rias pengantin hingga acara akad. Ini telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Betawi selama ini. 

Dalam buku Tradisi Perkawinan Adat Betawi, Ivan (2011) menyebut calon pengantin wanita mulai dipingit di rumah dan dirias oleh perias pengantin. Selanjutnya mereka dihibur oleh orang tua khususnya kaum ibu. Selain menghibur calon pengantin wanita, kaum ibu juga memberi nasehat sebagai bekal bagi kelangsungan hidup calon pengantin tersebut. 

Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah yang terdiri atas:

a. Masa Dipiare

Adalah masa pengantin perempuan dirawat oleh tukang piara atau tukang rias. Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan, dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi hari akad nikah nanti. 

b. Acara Mandiin

Memandikan calon pengantin wanita dilakukan sehari sebelum akad nikah. Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu selama sebulan oleh sukun manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan itu, mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar pernikahannya kelak berjalan lancar. 

c. Acara Tangas atau Acara Kum

Acara ini identik dengan mandi uap dengan tujuan untuk membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal. Pada proses itu, mempelai wanita duduk di atas bangku yang di bawahnya terdapat air godokan rempah-rempah atau akar pohon Betawi. Hal tersebut dilakukan selama 30 menit hingga mempelai wanita mengeluarkan keringat yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi cantik dari biasanya.

d. Acara Ngerik atau Malem Pacar

Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting. Selanjutnya dilakukan malam pacar, di mana mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar. 

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.