Hari Batik Nasional, Saatnya Lestarikan Batik Betawi

Riwayat dan Eksistensi Batik Betawi

Riwayat dan Eksistensi Batik Betawi — Batik Betawi telah berkembang di Batavia sejak abad ke-19. Daerah yang paling terkenal sebagai pusatnya yakni di dekat Tanah Abang. Misalnya, Bendungan Hilir, Bendungan Udik, Sukabumi Hilir, Palmerah hingga Kebayoran Lama.  

Di daerah tersebut pulalah motif batik Betawi berkembang. Beberapa motif batik yang populer saat itu yaitu Bambu Kuning, Seser Gerimis, dan Iket Buketan.

Sayangnya, generasi terakhir pembatik Batik Kuning telah meninggal pada akhir tahun 90-an. Meski demikian, jejaknya masih ada yakni berupa gedung Koperasi Pembatik Bersama Djakarta (KPBD), bagian dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Adapun sekarang kedua gedung ini berdiri di sebelah Jembatan Semanggi, Jakarta Pusat.

Riwayat batik Betawi terus berlanjut. Tepat pada akhir abad ke 20 atau memasuki abad 21, Raden Daud Suryokusumo, seorang pembatik Solo mengungkapkan minatnya untuk membuat batik Betawi yang baru.

Setelah lama berdiskusi dengan beberapa tokoh Betawi, seperti Ridwan Saidi, Yahya Andi Saputra, Indra Riawan (Museum Tekstil), akhirnya Raden Daud merealisasikan karya batiknya. Alhasil, sekitar 22 motif baru batik Betawi keluar. Beberapa nama motif barunya yaitu Dododio, Mak Ronda, Rasamala, Nusa Kalapa, Lereng Ondel-Ondel, Pesalo. Motif-motif tersebut juga diterima dengan baik oleh tetua masyarakat Betawi, diwakili Bamus Betawi.

Riwayat dan Eksistensi Batik Betawi

Tak lekang oleh waktu. Begitulah nasib batik Betawi dan motif-motifnya yang kian berkembang. Mengutip Penetapan Warisan Budaya tak Benda yang diterbitkan oleh Kemendikbud, (2019), ada beberapa pegiat perbatikan Betawi berusaha menggali kembali warisan leluhurnya. Dimulai dari Ernawati, yang berusaha belajar nyanting atas bimbingan encing atau bibinya, Sumiyati Adi Susilo. Umi atau Sumiyati adalah perempuan Betawi yang berhasil mengemangkan Batik Semarang dengan merek Batik Semarang Enambelas dan sudah lebih dari 100 motif diciptakannya telah beredar di pasaran.

Saat ini Erna telah berhasil mengembangkan batik Betawi gaya baru dan telah diciptakannya tidak kurang dari 100 motif. Motif-motif yang diciptakannya diantaranya Daun Tarum, Nderep, Kampung Marunda, Ngeluku (Bajak Sawah), Burung Hong serta Galur Ondel-Ondel.

Keberhasilan Ernawati dengan batik Betawi bermerek “Seraci”, ternyata menjadi virus positif yang menularkan semangat membatik kepada perempuan muda lainnya di beberapa kampung yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.