Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah

Tradisi Betawi Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah

Senibudayabetawi.com – Tradisi Betawi kerap kali menonjolkan budaya dan agama Islam yang kuat. Salah satunya terlihat dari momentum yang sebentar lagi dirayakan oleh masyarakat Islam, yakni Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah yang jatuh pada Sabtu, 30 Juli nanti. 

Dalam agama Islam, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H diperingati sebagai perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekah menuju Madinah (622 Masehi). Melalui perjalanan inilah lalu melahirkan agama Islam dan mengalami perkembangan yang pesat hingga sekarang. Hijrah tersebut juga merupakan wahyu dari perintah Allah untuk menyebarkan ajaran Islam ke masyarakat.

Tak hanya itu, pemaknaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah juga mencerminkan arti perjuangan Nabi Muhammad demi menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanannya hijrah tersebut, Nabi Muhammad harus mengorbankan segalanya, termasuk meninggalkan tempat tinggal, saudara, dan harta bendanya. Perjuangan Nabi Muhammad ini menunjukkan kecintaannya kepada umat Islam dan disambut meriah. Salah satu caranya dengan memperingati peringatan Tahun Baru Islam.

Berbagai Negara dan daerah semarak menyambutnya hari penting bagi umat Islam tersebut. Termasuk Betawi yang memiliki tradisinya tersendiri. Bang Hidayat, warga Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Timur menyatakan Tahun Baru Islam kerap kali dimeriahkan dengan pawai obor sembari keliling kampung. Tak hanya memicu antusiasme anak-anak, orang dewasa bahkan tak ingin ketinggalan mengikuti pawai obor ini.

Pawai obor, sambung dia biasa dilakukan dengan sangat meriah. “Baik anak-anak maupun orang dewasa sama-sama mengucap takbir dan sholawat dan menjadi perhatian banyak orang,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com, Kamis (28/7).

Pawai obor biasa dilakukan di sekitaran kampung Cipulir dengan melewati gang-gang di sekitarnya. Tapi ada pula perjalanan pawai obor besar yang biasa ditempuh dari Masjid Jami Baitul Mutawin hingga salah satu pusat Kota Jakarta. Sembari bersholawat, mereka juga biasa mengiringinya dengan tabuhan rebana ketimpring khas Betawi. Langit malam tahun baru Islam semakin semarak karena anak-anak juga menyalakan petasan dan kembang api.

Lebaran Anak Yatim

Masyarakat Betawi juga mempunyai tradisi yang bersifat sosial, yakni menyantuni anak yatim. Tak heran bila peringatan Tahun Baru Islam biasa disebut sebagai Lebaran Anak Yatim. Tepat pada 10 Muharram, masyarakat Betawi mulai berdoa bersama khususnya untuk orang tua para anak yatim piatu yang telah meninggal. Dengan diiringi oleh bacaan zikir dan tahlil, mereka berdoa dengan khusyu’. Setelahnya, mereka dihibur dengan berbagai iringan rebana ketimpring dan sholawat. Tak lupa mereka juga diberikan sajian makanan lezat khas Betawi, seperti opor ayam hingga olahan serba daging. Mereka juga diberikan uang santunan.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.