Perayaan Hari Kemerdekaan 

Permainan Anak Betawi Pesisir Perahu-perahuan, Biasa Dimainkan Saat Perayaan Hari Kemerdekaan 

Senibudayabetawi.com – Lanskap ibu kota yang lekat dengan metropolis jarang memberikan tempat bagi permainan tradisional anak Betawi. Padahal, permainan tradisi kerap kali lebih menyenangkan dan seru. Selain mengaktifkan motorik, interaksi antar anak mampu membuat nuansa semakin hangat dan akrab. Menariknya, mainan ini biasa dimainkan saat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. 

Derasnya arus globalisasi terpaksa mengubah berbagai hal, termasuk permainan. Anak-anak yang sedianya akrab dengan permainan tradisional mulai bergeser pada permainan yang lebih modern melalui internet. 

Permainan tradisional Betawi merupakan permainan yang berkembang di wilayah DKI Jakarta dan diwariskan secara turun temurun. Unsur-unsur budayanya sangat lekat memunculkan ciri khas kebetawian masing-masing. Salah satu permainan yang cukup populer yaitu perahu-perahuan.

Melansir dari Dinas Kebudayaan Jakarta, permainan ini sangat populer pada tahun 1950-an. Perahu-perahuan berkembang di wilayah pesisir Jakarta, kawasan Cilincing, Marunda, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tempo dulu, permainan ini dimainkan di sekitar Kali blencong.

Kondisi geografis pesisir sangat mendukung untuk memainkan perahu-perahuan. Tempo dulu anak-anak pesisir Jakarta Utara memainkannya saat musim laut pasang, bulan November, Desember serta Januari. Tak hanya itu, permainan ini juga kerap dimainkan saat Perayaan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. 

Perahu-perahuan biasanya dimainkan oleh lima orang yang rata-rata berusia 13-16 tahun. Adapun peralatan yang dibutuhkan yaitu bambu, seutas tali untuk menarik perahu, serta cat pewarna. Ada pula tambahan berupa sabut kelapa yang ditancap bambu di tengahnya. 

Setelah ditentukan garis finish yang terbuat dari bambu oleh wasit maka pemain bersiap-siap untuk berlari ke arah bambu. Lalu mereka menarik perahu-perahuan masing-masing. Apabila wasit sudah berkata, “Stop … stop . .. !” Berarti sudah ada yang sampai ke garis finish. 

Peserta yang lebih dulu sampai dan memegang batas bambu akan dianggap sebagai pemenang. Bagi pemenang boleh menjitak/memukul punggung lawan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.