Tradisi Perkawinan Betawi

Malem Negor dalam Tradisi Perkawinan Betawi

Senibudayabetawi.com – Perkawinan dalam masyarakat adat Betawi memiliki pemaknaan yang sangat mendalam. Ini menyusul berbagai adat dan prosesi yang wajib dilakukan, seperti halnya ‘malem negor’ atau ‘negor’. Tradisi dalam perkawinan Betawi ini biasanya dilakukan sehari setelah akad nikah seiring pengantin laki-laki telah diperbolehkan menginap di rumah pengantin perempuan.

Menariknya, meski tradisi ‘malem negor memperbolehkan mempelai lelaki menginap, tapi kedua mempelai belum boleh tidur bersama layaknya suami istri. Mempelai perempuan harus menunjukkan gengsi atau jual mahal kepada mempelai laki-laki. Kendati demikian, ia sudah harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri terhadap suami. Misalnya, melayani suami untuk menyiapkan makan, minum dan peralatan mandi.

Melansir dari dinas kebudayaan Jakarta, pengantin mempelai laki-laki harus berusaha keras agar bisa membujuk dan merayu istrinya menerima kehadirannya. Bujuk rayu pengantin laki-laki ini disebut ‘Tuan Raje Mude’. Tak hanya kata-kata indah berupa bujuk rayu, tetapi juga dengan memberikan ‘Uang Tegor’.

‘Uang tegor’ ini tidak diberikan secara langsung tapi diselipkan di bawah taplak meja atau bawah tatakan gelas. Tujuan uang ini tak lain yakni membuat hati pengantin perempuan atau disebut juga ‘None Pengantin’ luluh. Dalam hal ini terjadi proses tawar menawar nominal ‘uang tegor’. Di satu sisi mungkin uangnya relatif kecil, sehingga ‘Tuan Raje Mude’ harus menambah uangnya semakin hari semakin besar.

Acara negor ini bisa berlangsung berhari-hari, sampai pengantin perempuan atau None Pengantin mau diajak masuk ke kamar. Uniknya tradisi perkawinan Betawi ini memiliki makna filosofis sikap perempuan dalam hal ini ditafsirkan sebagai ungkapan harga dirinya bukan perempuan gampangan. Pada momen ini kedua mempelai juga melakukan pengenalan secara lebih dalam.

‘Uang negor’ bukan lantas dimaknai sebagai indikator matre, akan tetapi cara mempelai lelaki menunjukkan komitmennya meluluhkan hati perempuan. Tradisi ini juga bisa mendekatkan keduanya. Diketahui, uang negor yang diberikan tak ada kaitannya dengan uang mahar, tapi sebagai hadiah spesial untuk istri.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.