Senibudayabetawi.com – Jejak orang Portugis dapat dilihat dari kuliner atau makanan yang ada di Kampung Tugu. Beberapa diantaranya yaitu gado-gado Tugu, dendeng Tugu, pindang serani Tugu hingga ketan unti. Tak sekadar kuliner biasa, kuliner ini memiliki kelekatan dengan jejak sejarah dan mempunyai makna yang mendalam.
Kuliner ketan kunti tak hanya disajikan sebagai kuliner biasa. Akan tetapi kerap kali disajikan dalam berbagai acara. Bagi masyarakat Tugu, ketan unti memiliki makna untuk mendoakan orang yang telah meninggal sebelum masuk ke dalam kubur.
Konon menurut keyakinan warga Kampung Tugu, ketika mendoakan jenazah yang masih belum dikubur harus ada hidangan tersebut. Tak ayal jika hidangan ini tak pernah absen disajikan saat akan mengubur jenazah.
Tradisi ini berkaca dari ajaran dari leluhur Portugis dari dahulu, yakni umat Kristiani jika ada yang meninggal maka harus disertai ketan unti sebelum mayat dikubur.
Menurut Eugeniana Quiko, seorang warga berdarah Portugis yang masih mahir membuat ketan unti, saat disantap ketan unti akan terasa manis. Ditambah lagi berpadu dengan gurihnya santan dalam ketan putih tersebut.
Meski terbuat dari bahan ketan, namun kuliner ini termasuk dalam kategori makanan tak terlalu berat. Cocok sebagai menu spesial sarapan sebagai variasi menu sarapan yang monoton. Tak hanya itu, rasanya yang gurih ini sangat cocok bila disantap dengan minuman kopi atau teh. Makanan ini dapat dicoba sendiri di rumah, terutama karena bahan-bahan dan caranya yang mudah untuk didapat. Berikut cara membuat ketan unti khas Kampung Tugu.
Cara Membuat Ketan Unti
Pertama, yaitu kita harus memastikan terlebih dahulu serundeng kelapa. Adapun bahan-bahannya terdiri atas, kelapa parut, ebi, bawang merah, barang putih, kencur, cabai merah, daun jeruk, daun salam, serai, dan bahan halus seperti gula dan garam.
Sementara untuk bahan nasi ketan yaitu air, ketan putih, dan bumbu nasi kuning instan. Bahan siraman terdiri atas air, santan, garam serta daun pandan. Untuk cara pembuatannya cukup mudah, campurkan beras ketan putih yang telah dicuci bersih dengan bumbu nasi kuning instan dan direndam selama tiga- empat jam.
Selanjutnya, siapkan kukusan, lalu beri alas kain kemudian letakkan nasi yang telah disaring lalu ratakan dan beri lubang-lubang agar matangnya merata dan berikan pandan di atasnya. Kukus selama 30 -40 menit.
Langkah berikutnya, campurkan air, santan kental, serta garam dan masak hingga mendidih. Lalu pindahkan nasi ketan yang telah dikukus (dalam keadaan panas) ke mangkok besar, siram dengan larutan santan dan aduk rata.
Khusus untuk serundung, yaitu haluskan cabai merah, bawang merah, bawang putih, serta kencur, minyak dan air hingga halus. Tumis bumbu halus, lalu tambahkan ebi, serai, dan daun salam serta daun jeruk dan masak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga matang.
Masukkan kelapa parut yang dimasak dengan api sedang hingga setengah kering lalu bumbui dengan garam, gula dan penyedap rasa. Siapkan mangkuk yang telah diolesi minyak dan masukkan ketan dan padatkan lalu tuang ke piring. Sajikan dengan serundeng serta irisan cabai di atasnya.
[…] kekalahan Portugis di Ternate pada 1590 turut memberi sumbangsih keragaman kuliner. Tak terkecuali pindang serani khas Betawi khususnya di Kampung […]