Senibudayabetawi.com – Tradisi maulid nabi merupakan bagian dari wujud kecintaan umat Muslim terhadap Rasulullah SAW. Demikian kitab Barzanji yang berisi sejarah kelahiran Rasulullah tak pernah absen dibacakan. Namun, yang menjadi menarik tradisi maulid nabi di Betawi tak sekadar tradisi biasa.
Meski biasa dibaca setiap Maulid Nabi, menariknya kitab Barzanji ini biasa mengiringi berbagai kegiatan lain, seperti majelis taklim, akad nikah, sunatan, hingga tasyakuran. Berikut beberapa keunikan maulid nabi di Betawi.
Tak Hanya Diperingati Setiap Bulan Maulid
Bagi masyarakat Betawi, pembacaan kitab mulia ini bisa dilakukan kapan saja, misalnya pada bulan Rabi’ul Awal hingga Rajab. Menurut sebagian besar masyarakat Betawi, sejak memasuki Rabi’ul Awal diyakini sudah masuk pada bulan kelahiran Nabi Muhammad.
Pembacaan Maulid Nabi Diiringi dengan Petasan
Bukan hal baru lagi jika masyarakat Betawi terkenal akrab dengan tradisi Tionghoa. Petasan yang tempo dulu dijadikan sebagai penolak bala dan penyakit oleh masyarakat Tionghoa kini banyak mengiringi tradisi Betawi, seperti Maulid Nabi.
Bagi masyarakat Betawi sendiri, petasan berfungsi sebagai kode undangan hajatan antar kampung. Bunyi petasan yang meriah mampu menarik perhatian kampung lain dan berbondong-bondong ke lokasi hajatan. Tujuan inilah yang mencoba diterapkan dalam tradisi Maulid Nabi.
Uniknya, petasan tempo dulu menggunakan cara yang tradisional. Berbekal bambu yang diberi potassium selanjutnya diledakkan dengan air dan percikan api, mereka dapat merasakan sensasi petasan. Lain halnya dengan saat ini yang menggunakan petasan instan buatan pabrik.
Diawali dengan Tawasul
Dalam pembacaan kitab Barzani selalu bermula dengan pembacaan tawasul atau pembacaan kirim arwah kepada kerabat terkait yang telah meninggal dengan membaca surat al-Fatihah. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin (surat ke 36 dalam Alquran) serta pembacaan surat al-Ikhlas, al-falaq, al-nas. Setelah semua seremoni ini dilaksanakan, pembacaan Maulid Nabi baru dilakukan.
Nilai religi yang diperoleh adalah pembacaan doa dan sebagian ayat Alquran termasuk di dalamnya adalah Surat Yasin dianggap sebagai salah satu bentuk menjalankan perintah Nabi Muhammad Saw. Pembacaan ayat dan surat-surat tersebut menjadi tradisi yang berbeda dengan tradisi-tradisi di tempat lain. Tradisi-tradisi tersebut selalu dilakukan oleh masyarakat betawi walaupun ada perubahan struktur sosial.
[…] besar. Misalnya, peringatan hari-hari raya Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi‟raj dan Maulid Nabi menarik ribuan muslim untuk ke masjid-masjid besar terutama bila ada penceramah yang menjadi […]
[…] dengan berbagai macam tradisi yang telah dilakukan sejak pendahulu. Seperti halnya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad. Bahkan, ketaatan tradisi masyarakat Betawi Kebagusan ini kerap kali menjadi contoh […]