Senibudayanetawi.com – Memasuki bulan Ramadan 2023, umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Nah, setelah seharian berpuasa, petang hari kita menyiapkan menu berbuka, termasuk salah satunya dengan takjil.
Saat menyantap hidangan takjil, kita hendaknya memakan minuman dan makanan yang manis-manis. Salah satu menu takjil yang tak boleh terlewatkan dalam masyarakat Betawi sejak Tempo dulu yaitu kue putu mayang.
Kue putu mayang merupakan kue khas masyarakat Betawi dengan bahan dasar tepung kanji dan tepung beras. Uniknya kudapan ini berbentuk seperti mie. Biasanya masyarakat Betawi menambahkan saus gula merah yang dicampur santan atau biasa disebut dengan kinca.
Melansir jurnal akpindo, biasanya kue putu mayang banyak dijual pada saat bulan Ramadhan.
Menariknya, tempo dulu masyarakat Betawi kerap saling memberikan hantaran berupa kue putu mayang dan roti sirop sebagai hidangan berbuka puasa. Tradisi ini mereka lakukanbaik pada keluarga, keluarga besar hingga tetangga.
Dengan tampilan kue putu mayang yang berwarna-warni semakin membuat kue putu mayang lebih menarik. Kue ini merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Betawi akan kuliner Indonesia.
Muasal Kue Putu Mayang Takjil Masyarakat Betawi
Konon, beberapa versi menyebut asal usul kue putu Mayang tak lepas dari kue putu mayam, kuliner dari India Selatan.
Selain namanya yang mirip, dua adonan ini sama-sama berbahan dasar tepung kanji dan tepung beras. Belum lagi bentuknya yang menyerupai gumpalan mie. Sangat mirip.
Akan tetapi, perbedaan paling mencolok di antara dua kudapan ini yakni pada ketebalan adonan. Adapun kue putu mayang lebih tebal dibanding kue putu mayam. Kue putu mayam juga banyak ditemukan di Sri Langka, Singapura serta Malaysia.
