Seni Arsitektur pada Bangunan Masjid Al-Anwar Angke

Seni Arsitektur pada Bangunan Masjid Al-Anwar Angke

Senibudayabetawi.com – Masjid tua di Jakarta yakni Masjid Al-Anwar Angke tak sekadar menyimpan sejarah, tapi juga memiliki seni hias khas di dalamnya. Dibangun perempuan keturunan Tionghoa Muslim Tartar Bernama Ny. Tan Nio, masjid ini berdiri pada 2 April 1761 M. Adapun arsitek masjid ini yakni seorang Tionghoa Bernama Syekh Liong Tan dan makamnya berada di depan masjid.

Secara umum, keberadaan masjid di Jakarta sejak tempo dulu tak hanya sebagai tempat beribadah. Tapi juga Pendidikan, diskusi kemasyarakatan, dan tempat perlawanan terhadap kompeni. Selain itu, masjid mempunyai peran penting dalam segi artistik berupa arsitektur dan seni hiasnya.

Masjid Angke memiliki ciri khas berupa atap tumpang dua yang menunjukkan bangunan daerah Jawa. Sementara mimbar merupakan ciri khas furnitur dari Arab, dan bentuk ujung atapnya yang melengkung adalah ciri khas bangunan Tiongkok.

Pengaruh Budaya Lain

Seni hias yang terdapat pada bangunan masjid kuno di Indonesia diperkirakan mengadopsi bentuk-bentuk bangunan gaya dari masa Hindu-Budha. Misalnya mulai dari gaya arsitektur Arab, gaya arsitektur Eropa, dan gaya arsitektur dari Tionghoa.

Salah satu gaya Hindu-Budha biasanya memiliki ciri khas pada relief bangunannya, gaya Arab biasanya memiliki ciri khas pada kaligrafinya. Sedangkan pada gaya Eropa terlihat mencolok pada bagian keramiknya, dan terakhir gaya Tionghoa pada atapnya.

Masjid yang merupakan benda cagar budaya ini terdiri atas tiga pintu yang terbuat dari kayu jati dan dihiasi sulur-sulur dan lima anak tangga. Daun pintu yang ada di masjid berjumlah 6 melambangkan rukun iman, dan pada pintu kanan-kiri terdapat 3 anak buah tangga untuk masuk ke dalam masjid yang dihubungkan dengan Iman, Islam, dan Ihsan.

 Selain itu, tiang induk berjumlah empat buah kerap dikaitkan dengan empat sahabat Rasulullah Saw yaitu seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar Bin Khattab. Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Bagian atapnya seperti bangunan Masjid Demak dengan bentuk bersusun dua. Khusus bagian ujung atap membengkok atau berbentuk kuncup melati terbalik pada masing-masing sudutnya.

Teralis-teralis jendela di bagian barat masjid terdapat 20 buah teralis yang melambangkan sifat-sifat wajib bagi Allah. Sementara pada sisi bagian timur ada 10 buah teralis yang dikaitkan dengan jumlah malaikat dan di sisi sebelah selatan dan utaranya memiliki sembilan buah teralis yang menyimbolkan Wali Songo

Seperti pada bangunan Masjid Jami Al-Anwar Angke yang gaya arsitekturnya dipengaruhi oleh Arab, Eropa, Hindu-Budha, dan Tionghoa. Adapun atap berundaknya memiliki arti, diantaranya atap paling bawah atau atap tumpang pertama melambangkan Syari’at. Atap tumpang kedua melambangkan Tharikat, dan atap tumpang ketiga melambangkan hakikat dengan kemuncakanya (mustaka).

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.