Pembangunan di Batavia Pasca Pemanfaatan Air Perpipaan

Pembangunan di Batavia Pasca Pemanfaatan Air Perpipaan

Senibudayabetawi.com – Keberadaan air bersih melalui perpipaan sejak masa kolonialisme meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pembangunan di kota semakin pesat. Ini dibuktikan dengan semakin banyak perusahaan dan pembangunan ruang publik yang memanfaatkan air bersih ini. Ini mendorong gairah penduduk desa melakukan urbanisasi ke kota Batavia.

Pembangunan gedung dan rumah-rumah akan disesuaikan dengan pipa air untuk mengaliri area dalam rumah atau gedung. Salah satu perusahaan yang bekerja di bidang instalasi saluran gas dan pipa air adalah Naamlooze Vennootschap Ned. Indische Gasmaatschappij (NIG) pada 1862 di Batavia. Meski perusahaan ini bergerak dalam bidang gas, mereka juga membuka layanan pemasangan pipa air di rumah warga.

Dalam bidang usaha, banyak perusahaan minuman mulai melejit dengan memanfaatkan sarana air bersih perpipaan. Munculnya penjual minuman keliling misalnya, tak lepas dari bertumbuhnya pabrik-pabrik pembuat sirup, banyu walanda atau air Belanda, hingga lemonade.

Sinpo mewartakan bahwa salah satu pabrik yang bergerak pada produk minuman adalah Naamlooze Vennootschap Handelmaatschappij Mineraalwater Fabriek Lourdes di Weltevreden. Perusahaan lain yakni Naamlooze Venootschap Fraser & Neave dan berdiri sejak pertengahan abad ke-19 di Singapura.

Produk usaha minuman yang digeluti dan menjadi terkenal adalah minuman soda, tonte, orange crush, limun dan cola creme. Perusahaan itu berkembang dengan mulai mendirikan pabrik di Medan, Siam dan Saigon. Bahkan Naamlooze Venootschap Fraser & Neave juga berhasil mendirikan pabriknya di Jawa. Masing-masing pabrik dibangun di Surabaya pada 1928 dan Batavia pada 1932.

Berdampak pada Fasilitas Publik

Selain itu, turut dibangun pula kolam renang. Kolam lebih cepat terisi air melalui pipa bertekanan tinggi dibandingkan dengan pompa. Demikian kualitas air dari mata air yang disalurkan melalui pipa lebih baik daripada melalui pompa yang menyalurkan air dari sungai atau air hujan. Kolam renang menjadi fasilitas yang muncul dan berkembang di perkotaan pada 1930-an di Hindia Belanda.

Air yang menggelontor ke kota kolonial juga berdampak pada semakin indahnya beberapa titik di kota. Misalnya, pada pembangunan taman-taman di pusat kota yang dilengkapi dengan air mancur.

Diketahui sejatinya eksistensi taman sudah ada jauh sebelum modernisasi pengairan melalui saluran perpipaan diadakan. Ya, taman menjadi ruang privat khusus bagi raja guna menyejukkan hati penguasa.

Taman-taman ini dibangun di dalam tembok-tembok keraton. Namun, sejak ada jaringan perpipaan air bersih maka taman-taman kota dengan air mancur telah menjadi ruang publik yang bisa dinikmati masyarakat luas. Beberapa air bersih ada di Kawasan stadstuin di onderdistrict Lawian (Laweyan sekarang) dan daerah villapark.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.