Senibudayabetawi.com – Tepatnya tahun 1900 di Hindia Belanda telah banyak media hiburan, termasuk seni pertunjukkan di semua kalangan. Tak ayal jika para masyarakat menengah ke bawah dapat mengkhayalkan kehidupan yang indah selama dua- tiga jam. Nah, ada apa saja sih seni Betawi tahun 1900 di Hindia Belanda.
Salah satu pertunjukkan populer saat itu yakni tiruan opera yang disematkan dengan berbagai adegan hiburan. Biasanya opera ini memuat cerita tentang kehidupan mewah para raja-raja diirringi nyanyian, lawak dan tarian tradisional.
Cerita populer saat itu yakni wayang cerita “Siti Akbari” yang dipimpin oleh seorang Cina bernama Lie Kim Hock. Pertunjukkan ini berbentuk prosa bersajak dan menceritakan tentang kehidupan istana dari cerita 1001 malam. Menaiknya, music pertunjukkan menggunakan gambang kromong dengan melodi bernuansa music Cina.
Popularitas Komedi Stambul
Pertunjukan panggung lainnya yang populer dan muncul tahun 1891 yakni komedi stambul. Awalnya, pertunjukan seni ini diinisiasi oleh August Mahieu. Adapun perkumpulan ini dibiayai oleh Yap Goan Thay. Kegandrungan pada cerita dengan setting Istambul inilah, yang kemudian melahirkan sebutan baru bagi jenis pertunjukan ini, yaitu Komedie Stamboel. Dari sini, lahir nama pelopor mereka yang legendaris yaitu Mahieu, Yap Goan Thay, dan Cassim.
Perkembangan seni pertunjukan panggung yang dibawa oleh kelompok Komedi Stambul ini menjadi terkenal dan digemari terutama di Batavia. Mereka yang terjun dalam kelompok panggung ini tercetak dalam subkultur Anak Wayang, istilah tersebut digunakan hanya di kalangan orang panggung itu sendiri.
Era opera Stamboel telah beralih ke era “toneel”, istilah Belanda untuk kata sandiwara. Cerita yang disajikan adalah cerita kehidupan modern, dialognya tidak ada lagi yang dibawakan dengan nyanyian dan jumlah babak sangat dikurangi. Akan tetapi, selingan masih cukup banyak.
Selain Tonil Melayu yang mendominasi dunia hiburan, Hindia Belanda kedatangan lagi satu bentuk hiburan yang pada awalnya menimbulkan kegemparan yakni film karena merupakan “barang ajaib” hasil rekayasa teknologi. Di penghujung tahun 1900 telah menandai suatu babakan baru dalam sejarah dunia hiburan di Hindia Belanda dimana film yang dipertunjukkan pada saat itu masih merupakan film bisu tanpa cerita.
Sejak tahun 1900 tontonan film mulai dapat disaksikan oleh masyarakat di kota-kota besar di Hindia Belanda. Pada saat itu, Gubernur Jenderal Van Heutz memperkenalkan pendidikan bagi tanah jajahannya. Ia mendirikan Volkschool (sekolah rakyat) yang masa belajarnya hanya tiga tahun. Itulah Hiburan Seni Betawi Tahun 1900 di Hindia Belanda
Ramadani Wahyu