Senibudayabetawi.com – Saking kuatnya nilai-nilai Islam yang tertanam pada masyarakat Betawi, mereka ogah bersekolah. Kenapa? Karena mereka takut jadi Kristen. Alias, mereka tak mau di-sraniin (dinasranikan). Mereka lebih memilih anaknya tetap memegang nilai Islam dengan memastikan pendidikan Islam secara tradisional.
Secara geografis dan budaya, wilayah Betawi terbagi menjadi tiga kelompok. Tiga kelompok tersebut yakni orang Betawi yang tinggal di dalam kota, orang Betawi yang tinggal di kampung-kampung dekat dengan kota, dan orang Betawi tinggal di kampung jauh dari kota atau Betawi Ora.
Dalam Betawi Tempo Doeloe (2015), Abdul Chaer menyebut orang Betawi Kota umumnya tak akan membiarkan anak-anaknya untuk tak bersekolah, baik itu di sekolah umum maupun di madrasah. Tempo dulu, orang yang menyekolahkan anaknya di sekolah berbahasa Belanda sangatlah jarang, terlebih hingga tingkat SLTA.
Pendidikan Anak-anak Orang Betawi
Sementara, anak-anak orang Betawi yang tinggal di antara kampung dekat dengan kota banyak yang bersekolah di dua tempat. Artinya, pada pagi hari mereka bersekolah di sekolah Melayu (SD umum) dan sore harinya di sekolah madrasah. Namun, ada pula yang tamat dari sekolah Melayu- vervolgschool dan melanjutkan ke sekolah keterampilan pertukangan (Ambachtschool) meski ada pula yang tak melanjutkan karena terbentur biaya.
Orang tua yang cukup mampu mengirim anaknya sekolah di Djamiatulchaer, dan ada pula yang mengirim anaknya menuntut ilmu ke Timur Tengah.
Kondisi ini sangat timpang dengan anak-anak Betawi yang tinggal di kampung, jauh dari peradaban kota yang kurang beruntung. Meski pada prinsipnya politik etis menetapkan satu volksschool atau Sekolah Dasar tiga tahun di tiap desa, tapi kampung pelosok tetap jauh dari sekolah ini. Demikian sekolah madrasah pun juga jarang. Kendati demikian mereka tetap mendapatkan pendidikan agama Islam secara tradisional.
Orang Betawi Takut Menjadi Kristen
Jika dikatakan bahwa orang Betawi takut menjadi Kristen karena bersekolah Belanda, memang ada benarnya. Awal-awal program politik etis, nama anak pribumi yang masuk sekolah Belanda harus disesuaikan dengan nama Belanda- meski kemudian peraturan ini ditiadakan.
Padahal, orang Betawi telah lama dikenal fanatik dengan nilai-nilai agama Islam yang kental. Itu artinya, mereka tak mungkin menggadaikan agamanya. Bagi orang Betawi, pendidikan agama lebih prioritas daripada pendidikan umum. Itulah kenapa bagi orang tua Betawi yang anaknya sekolah umum tapi juga mengedepankan pendidikan agama.
Di pagi hari ada yang pergi sekolah di sekolah Melayu, dan di siang hari bersekolah di sekolah Arab. Namun bagi anak Betawi yang karena beberapa faktor maka tak bisa bersekolah di sekolah Melayu, Arab tapi anak-anak ini tetap mendapatkan pendidikan agama secara tradisional.
Ramadani Wahyu
[…] – Kegiatan pindah rumah bagi masyarakat Betawi tempo dulu merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, pada prinsipnya setiap keluarga atau […]
[…] – Kegiatan pindah rumah bagi masyarakat Betawi tempo dulu merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, pada prinsipnya setiap keluarga atau […]