Tari Enjot-enjotan, Gambarkan Jawara dalam Cerita Topeng Betawi

Tari Enjot-enjotan, Gambarkan Jawara dalam Cerita Topeng Betawi

Senibudayabetawi.com – Pertunjukkan topeng biasanya dimaksudkan untuk memberikan kritik sosial atau nasehat-nasehat pada masyarakat dengan melalui berbagai cara seperti banyolan yang halus dan lucu. Mulai tumbuh sejak awal abad ke-20, pertunjukkan teater topeng kerap kali menampilkan tarian. Menariknya, tarian Topeng lambat laun berkembang menjadi tarian yang berdiri sendiri, termasuk tari enjot-enjotan. Nah, seperti apa sih tari Enjot-enjotan?

Teater Topeng Betawi mulai tumbuh pertama kali di daerah pinggiran Jakarta sehingga dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Kala itu, masyarakat Betawi mengenal topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung.

Awalnya, pementasan topeng sama sekali tak menggunakan panggung tapi hanya tanah biasa dengan property berupa lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum yang diletakkan ditengah arena. Tahun 1970-an baru dilakukan di atas panggung dengan properti sebuah meja dan dua buah kursi. Pertunjukkannya tersebut diiringi dengan tabuhan diantaranya seperti, rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung.

Munculnya Tari Enjot-enjotan

Pertunjukan teater topeng Betawi diiringi dengan tari-tarian lazimnya disebut dengan tari topeng Betawi. Salah satu jenis tarian tradisional masyarakat Betawi disebut juga dengan Ronggeng Topeng. Adapun tari topeng sendiri terdiri dari beberapa jenis tari, diantaranya tari Lipet Gandes (merupakan sebuah tari yang dijalin dengan nyanyian, lawakan dan kadang-kadang dengan sindiran-sindiran tajam menggigit tetapi lucu), Tari Topeng Tunggal, dan tari Enjot-enjotan. Menariknya, pada perkembangannya, tarian ini muncul dalam bentuk kreasi baru.

Sesuai dengan judulnya, tarian ini merupakan kreasi baru yang diiringi musik Topeng Betawi dengan nama lagu “Enjot-enjotan”. Dalam Pertunjukkan Tradisional DKI Jakarta (2020), Hendra Syafrialdy menggambarkan Jawara dalam cerita Topeng Betawi, yang pandai bermain silat dan menyanyi.

Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak gerakan dalam tarian Betawi yang juga terpengaruh dengan gerakan silat Betawi. Jika silat Tatar Pasundan yang lebih kaya akan estetika dan ragam gerak yang tersusun dalam tarian pencak. Dalam silat Betawi memiliki gerakan tarung yang lebih murni dalam pola garis lurus, dan justru lebih sulit dikemas dalam bentuk tarian. Selain itu, tarian Enjot-enjotan diketahui juga dibawakan secara berpasangan yakni pria dan wanita.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.