Senibudayabetawi.com – Cibubur merupakan salah satu kelurahan cukup populer di Jakarta Timur. Wilayah ini merupakan satu dari lima kelurahan yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ciracas. Wilayah ini juga berada di persimpangan empat wilayah sekaligus yakni Jakarta Timur, Bekasi, Bogor, dan Depok.
Dalam 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe karta Zaenuddin HM, penamaan Cibubur berasal dari dua kata yaitu “Ci” dan “Bubur”. Adapun “Ci” memiliki arti aliran air atau kali, sedangkan “bubur” berarti nasi yang dimasak menjadi sangat lembek.
Konon, keadaan sungai yang ada di wilayah tersebut pada masa lalu airnya keruh dan dipenuhi lumpur layaknya bubur. Selanjutnya pada 19 Agustus 1945, PPKI menetapkan keputusan bahwa pemerintahan daerah Indonesia sementara waktu dibagi ke dalam delapan provinsi yang dikepalai seorang gubernur.
Muasal wilayah DKI Jakarta modern merupakan hasil perluasan yang tak hanya meliputi Kotapraja Jakarta, tapi juga diperluas ke arah timur dan Selatan yakni sebagian Kabupaten Jatinegara (Pasar Minggu, Cawang, Srengsreng, Kebayoran) dan Kawedanan Kramat Jati (Ciracas dan Cibubur).
Berbatasan dengan Kelurahan Mekarsari, Cibubur memiliki lahan dengan luas sekitar 210 hektare. Kendati demikian, wilayah ini lebih menonjol daripada kecamatannya yakni Ciracas sejak era Orde Baru. Utamanya adanya wacana megaproyek Kota Mandiri Jonggol sehingga memicu pesatnya pembangunan pusat-pusat ekonomi di wilayah ini.
Tak hanya itu, Cibubur juga terkenal karena bumi perkemahan yang dikelola Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan dikunjungi anggota Pramuka hampir setiap tahunnya.
Ramadani Wahyu