Filosofi dalam Tari Topeng Betawi

Filosofi dalam Tari Topeng Betawi

Senibudayabetawi.com – Diciptakan oleh Mak Kinang dan Kong Djioen tahun 1930, tari Topeng Betawi terinspirasi dari tari topeng Cirebon hingga berkembang dalam komunitas Betawi pinggir. Sebelum populer sebagai tarian pertunjukkan, awal mula tari Topeng Betawi dipercaya dapat menjauhkan malapetaka dan marabahaya.

Sesuai namanya, tari topeng merupakan tarian yang dimainkan mengenakan topeng. Berdasarkan keyakinan cerita-cerita leluhur, topeng telah dianggap sebagai hal mistis dan dikaitkan dengan roh-roh yang dianggap dewa.

Tari topeng Betawi memiliki filosofi tersendiri. Dalam Mengusung Cerita Topeng Betawi Tempo Doeloe Menuju Pertunjukkan Dunia (2013), tari topeng Betawi dapat mengusir musibah berupa penyakit   yang   ada   di   dalam   keluarga hingga meninggalnya  anak  kandung  terus   menerus.

Adapun musibah-musibah   ini   dapat   dijauhkan   dengan cara nazar. Jika penyakit berhasil disembuhkan atau musibah dijauhkan maka diharuskan menanggap kelompok topeng.  Itu artinya, menurut kepercayaan sebagian orang Betawi, perkumpulan topeng Betawi dapat menghindarkan kekuatan magis, yang menjadikan nazar  berupa  pertunjukan  sebagai  syarat  untuk menolak.

Dalam tarian ini mempunyai    pola    dan    gerakan    yang    selalu mengandalkan   kekuatan   atau   ketahanan kaki. Sebab saat penari melakukan gerakan yang  menurunkan  badan, seluruh tubuh akan bertumpuh   pada   kaki. Selain itu,   para   penari   juga   harus memilik  keluwesan  karena  tarian ini memiliki  gerakan  yang  memutar  tangan saat menari.

Tari topeng  Betawi  juga  mempunyai  hal  tersulit  saat latihan  adalah  melatih  pernapasan,  karena  penari ini  pada  saat  menari  akan  terus  memakai  topeng saat  pertunjukan. 

Menariknya, ada syarat khusus untuk menjadi penari topeng. Pertama, ajer mempunyai karakter ceria atau riang. Karakter  ini  harus ditunjukkan saat menari di panggung dan sama sekali tak diperbolehkan memperlihatkan  gerak  gerik  sedih. Kedua, gendes mempunyai gerakan yang  lemah  pada  saat  membawa  tarian. Terakhir, menari  lepas yang artinya  penari mampu  menari secara    bebas    dan    tanpa    beban.

Topeng Penari

Penari topeng memakai  tiga jenis topeng yang berbeda. Penari memakai ketiga jenis topeng ini secara bergantian, dimulai dari warna putih, topeng   berwarna   merah muda  dan merah.

Diawali  dari  tari  panji yang  menggunakan topeng yang berwarna putih malam melambangkan   karakter   lembut. Selanjutnya, tari samba yang menggunakan topeng berwarna pink dengan karakter  lincah,. Terakhir,yaitu tari  jinga  yang  memakai  topeng  berwarna merah  yang  melambangkan  karakter  kuat  disertai dengan amarah.

Bentuk gerakan dalam tari topeng tunggal dari karakter yang pertama sampai dengan karakter yang ketiga memang memiliki pola gerak yang hampir sama. Namun, ada perbedaan sedikit di antara keduanya yakni ruang  gerak yang semakin  luas.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.