Senibudayabetawi.com – Keakraban anak-anak Betawi tempo dulu dengan alam membuat mereka betah berlama-lama dengan alam. Salah satunya melalui permainan di sawah saat musim panen tiba. Mereka menyebutnya dengan permainan galilio Betawi.
Galilio Betawi merupakan permainan anak-anak yang berusia sekitar 9 hingga 14 tahun. Biasanya galilio ini dimainkan saat masa panen tiba. Pasalnya, bahan yang dipakai untuk membuatnya yaitu batang padi.
Meski demikian, anak-anak Betawi juga dapat melakukan permainan dengan menggunakan daun kelapa atau daun pisang. Lantas, kenapa permainan ini banyak disukai?
Permainan ini banyak digemari oleh anak-anak karena dapat menimbulkan bunyi dan mereka biasanya memainkannya saat sedang menunggu padi di sawah ataupun saat waktu menggembala kerbau.
Ada kalanya juga anak-anak mengadakan pertandingan yaitu siapa yang galilionya bagus bunyinya maka dinyatakan sebagai pemenang.
Adapun cara membuat permainan galilio ini yaitu dengan memanfaatkan batang padi yang dipotong salah satu ruasnya. Potongan ini dibiarkan mempunyai buku pada salah satu ujungnya.
Nah, bagian terdekat dengan buku atau ruas batang padi tersebut dipijit-pijit sekelilingnya hingga pecah-pecah. Sementara pada ujung yang lain dililiti daun kelapa atau daun pisang yang semakin lama semakin besar sehingga membentuk corong.
Jika ujung berbuku yang dipijit hingga pecah-pecah itu dimasukkan ke dalam mulut dan kemudian ditiup, maka ia akan menimbulkan suara. Dan jika cara meniupnya dimain-mainkan maka suara yang keluar akan lebih baik lagi.
Permainan semacam ini sudah tak begitu populer lagi di kalangan anak-anak Jakarta sebab di kota metropolitan seperti sekarang ini sudah jarang terdapat sawah. Meski demikian permainan ini masih dapat dijumpai di daerah pinggiran Jakarta.
Ramadani Wahyu