Senibudayabetawi.com – Sebagai salah satu kuliner khas Betawi, semur mempunyai jejak cita rasa akulturasi budaya. Tak hanya itu, di balik rasanya yang gurih sekaligus manis, sajian semur saat Idul Fitri juga sebagai bentuk rasa syukur. Nah, bagaimana sih di balik fakta semur Betawi selengkapnya?
Menariknya, kuliner semur tak hanya ada di Betawi saja lho sobat senibudayabetawi.com. Berbagai daerah di Nusantara juga memiliki semur tentunya dengan ciri khas dan karakternya masing-masing. Berikut kami rangkum faktanya.
1.Nama Semur Berasal dari Bahasa Belanda
Awal mula semur tak terlepas dari berbagai akulturasi budaya, seperti Timur Tengah, Belanda, India serta Indonesia. Diketahui bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki budaya dlam mengolah ikan dan daging sejak abad ke-9.
Cita rasa semur yang kaya akan rempah dipengaruhi oleh budaya luar, seperti Timur Tengah dan India. Demikian penambahan kecap manis yang dipengaruhi oleh kebiasaan bangsa Cina.
Sementara untuk nama semur berasal dari istilah Belanda. Kata semur bersumber dari kata stomerijj yang berarti kukusan (steamer). Konon, tempo dulu orang Belanda memiliki pekerja orang Indonesia dan stomerijj ini merupakan salah satu alat yang digunakan.
Namun, telinga orang Indonesia justru melafalkan stomerijj yang terdengar menjadi smoor serta dilafalkan semur. Akhirnya, semur diartikan untuk daging empuk dan bercita manis.
2.Fakta Semur Betawi Kaya Akan Rempah
Di balik warnanya yang cokelat, semur mengandung berbagai rempah-rempah. Mulai dari merica, jintan, jahe, kayu manis, cengkih, pala, ketumbar, merica, hingga bawang merah dan bawang putih.
Selain mudah ditemukan dalam keseharian lauk orang Betawi, semur juga kerap dihidangkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan. Pun, semur juga tak pernah absen dari budaya andilan saat Lebaran Idul Fitri.
3.Semur Ada di Berbagai Daerah di Nusantara
Meski semur lekat dengan olahan daging, tapi ternyata di Betawi ada berbagai macam semur lho sobat senibudayabetawi.com. Misalnya, fakta semur Betawi terdiri dari semur tahu, semur lidah hingga semur jengkol. Khusus untuk semur jengkol ini sangat khas di Betawi. Pasalnya, jengkol menjadi salah satu tanaman yang banyak di pekarangan rumah orang Betawi tempo dulu.
Sementara, semur juga ada di berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Di Ternate misalnya semur bercita rasa asam karena ditambah dengan cuka. Sedangkan, di Jawa Tengah terkenal dengan semur ayam bercita rasa manis dengan tambahan kentang dan tahu.
Di wilayah lain seperti Samarinda, terdapat semur goreng yakni ayam yang diungkep dengan bumbu lalu digoreng.
Ramadani Wahyu
Berbagai sumber