Senibudayabetawi.com – Di Jakarta Selatan, permainan tradisional Betawi bernama “perebutan”. Sesuai namanya, permainan ini mengharuskan pemain berebut hadiah dengan cara memanjat. Permainan ini juga dikenal sebagai “panjat pinang” atau Coko. Tak sekadar permianan, tapi juga membutuhkan keterampilan fisik yang mumpuni, kompetitif dengan lawan bermain.
Permainan Coko dilakukan dalam rangka menyambut musim atau hari-hari besar tertentu dengan tujuan untuk memeriahkan suasana.
Permainan ini telah dikenal sejak dulu oleh masyarakat penduduk Jakarta. Namun, dalam proses perkembangannya sempat mengalami pasang surut, terutama saat kependudukan Jepang hingga zaman Kemerdekaan, permainan Coko pernah mengaolami kemunduran.
Cara Bermain Coko
Dalam penyelenggaraannya, tak ada ketentuan batasan jumlah peserta, baik perorangan maupun kelompok. Justru semakin banyak peserta makan akan semakin semarak dan meriah. Namun, untuk usia pemain terbatas hanya minimal usia 17 tahun ke atas. Meski tak menutup kemungkinan adanya anak-anak yang mengikutinya.
Selama permainan berlangsung, di antara penonton ada yang menyirami air pada para peserta dengan tujuan untuk merintangi. Ini justru memicu nuansa meriah dan mengundang kelucuan. Jika mereka telah ada dalam keadaan kepayahan, ait yang ada di ember digunakan untuk membasahi badannya agar segar kembali.
Permainan ini akan berlangsung, bergantung dari kemampuan para pesertanya dalam mengambil hadiah-hadiah yang tergantung di puncak pangkal pinang. Sebab, dalam aturannya setiap pemain atau pemajat hanya dibolehkan mengambil barang hadiah yang Istimewa, biasanya digantungkan lebih ke atas.
Setiap pemain berulangkali berusaha untuk memanjat dan biasanya secara diam-diam mengantongi abu gosok. Tujuannya tak lain untuk mengurangi licinnya batang pohon pinang.
Ada pula yang berusaha memanjat dengan menggunakan tali yang diikatkan kedua pergelangan tangannya sehingga dapat membantu atau memudahkan memanjat. Mereka dengan berbagai cara biasanya berusaha sedapat mungkin untuk berhasil mengambil barang hadiah,
Ada juga yang dilakukan secara gotong royong, saling membantu di antara teman-temannya dengan cara saling dukung. Misalnya, mulai dari bawah hingga ke atas. Biasanya permainan ini akan berakhir apabila barang-barang hadiah yang diperebutkan sudah habis.
Tapi jika seandaninya barang-barang tersebut masih ada maka waktu permainan “coko” sudah menjelang Magrib maka permainan harus berakhir. Permainan ini tetap dipertahankan keberadaannya terutama saat perayaan 17 Agustus yang kerap dilombakan.
Ramadani Wahyu