Senibudayabetawi.com – Dalam kalangan masyarakat Betawi, terdapat tradisi unik untuk memelihara hubungan atau ikatan dengan anak yang telah meninggal. Ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan spiritual. Mereka menyebutnya dengan anak ambar.
Anak ambar berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “menghilang”. Tradisi memelihara anak ambar ini tak hanya ada dalam masyarakat Betawi, tapi juga keluarga Tionghoa. Jika orang Tionghoa memelihara anak ambar untuk tujuan keberuntungan maka orang Betawi memelihara anak ambar demi menjaga keseimbangan spiritual.
Menurut kepercayaan, anak ambar adalah roh anak pemelihara yang mati karena lahir muda atau mati karena belum cukup umur saat dilahirkan. Ia juga bukan pula anak kandung di pemelihara, tapi roh anak yang datang dan dirawat.
Orang Betawi meyakini bahwa roh anak yang telah meninggal dapat dipelihara atau disebut juga dengan ruh el kawakib. Adapun ruh anak ambar tersebut harus dipelihara oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang.
Uniknya, orang Betawi merawat anak ambar layaknya anak yang masih hidup. Bahkan, mereka menyediakan kelambu kecil dalam pangkeng sebagai tempat tidur, pakaian hingga sepatu dalam bentuk dan ukuran kecil menyesuaikan dengan anak ambar.
Dalam laman Dinas Kebudayaan, Anak ambar dapat diminta bantuannya untuk pengorbanan. Sedangkan masyarakat Tionghoa peranakan tradisi itu “diperkaya” dengan memberinya sepatu dan busana mini. Kemudian pada malam-malam tertentu, terutama hari atau malam kematiannya akan disediakan sesajen berupa pisang raja, telur ayam, dan air putih.
Ada juga beberapa kalangan masyarakat yang percaya anak ambar bisa memberikan kekayaan ibunya (atau orang yang mengadopsinya), sehingga anak ambar biasanya diperlakukan seperti manusia hidup meskipun tidak dapat dilihat dengan mata.
Beberapa kalangan juga percaya memelihara anak ambar bisa membantu mewujudkan apapun permintaan, baik dalam hal ekonomi, asmara, karir, usaha, pertemanan, masalah-masalah spesifik lainnya. Juga sebagai pelindung gaib agar terhindar dari segala ancaman pengerjaan ghaib pihak lain.
Ramadani Wahyu